44. Forget

3K 356 133
                                    

Angin kencang yang menandakan pergantian musim membelai kulitnya.

Kim Sera yang sudah berpakaian rapi, memakai masker serta kacamata bagai artis terkenal berjalan keluar dari rumah sakit sembari menarik kopernya keluar.

Untunglah, tidak ada wartawan yang datang kemari. Dia bisa bebas melangkah ke arah mana pun tanpa halangan. Hari yang bebas, sungguh menyenangkan.

"Mau langsung ke rumah atau jalan-jalan dulu?" Wanita yang mengenakan high hells merah itu berujar dengan lembut di sisi Sera. Penampilannya hampir serupa dengan apa yang dikenakan oleh gadis di sampingnya, ditutupi dengan pakaian-pakaian mahal.

Sera menghela napas, melepaskan kacamata, dan berujar, "ketimbang itu aku ingin tahu kabar kekasih Jungkook. Apa kau sudah mendapat seluruh informasinya?"

"Kau mengatakannya seakan kau memandang remeh segala kerjaaanku." Wanita itu tertawa sinis, mengabaikan tatapan Sera yang kini jatuh padanya, lalu berjalan lebih dulu ke arah parkiran. "Kau tak perlu memikirkannya. Semuanya sudah kuselesaikan jauh sebelum hari ini. Jadi yang harus kau lakukan sekarang tinggal mengikuti apa yang kusuruh."

Berjalan mengikuti langkahnya, Sera sedikit mengernyit. "Maksudmu menelepon Jinhye secara terang-terangan dan mengancamnya?" tanyanya memastikan bersamaan dengan rasa tidak percaya.

Wanita itu berhenti berjalan kala tiba di depan mobil berwarna hitam. Ia memutar tubuh, memperhatikan Sera secara seksama dan mengulur sedikit napas halus.

"Wae? Kau tidak bisa melakukannya?" katanya pada Sera.

"Aniya. Bukan karena aku tak bisa, tapi...," bibir gadis itu terkatup sejenak, memikirkan dampak apa yang sekiranya dapat terjadi jika ia melakukan apa yang disuruh.

Lalu beberapa detik selanjutnya ia melanjutkan dengan nada setengah mengerang, "bagaimana kalau gadis itu sampai tahu kalau aku lah yang selama ini mengancamnya? Dan bagaimana kalau sampai Jungkook lah yang tahu lebih dulu? Bukankah itu akan membawa bencana untukku?"

Wanita itu hanya menatap dengan datar. "Jadi kau takut?"

Sera mengalihkan pandangan sesaat. "Bukannya aku takut kalau saja Jinhye tahu, hanya saja aku takut kalau sampai Jungkook makin membenciku dan tambah menjauh lagi."

"Cinta benar-benar, ya." Wanita itu membalikkan badan dan membuka pintu mobil.

"Kau cuman tidak mengerti bagaimana rasanya saat berada di posisiku," Sera sedikit mengencangkan suara.

Kalimat tersebut berhasil membuat wanita tadi mendengus, ia tidak bisa memungkiri bahwa percintaan anak-anak remaja sungguh ribet dari jangkauan pikirannya. Sampai-sampai ia juga harus ikut-ikutan terlibat ke dalamnya. Oleh karena itu, Wanita itu menoleh kepada Sera yang terlihat lebih lemah ketimbang biasanya. Kepalanya sengaja digerakkan ke satu arah, memberi instruksi.

"Masuklah. Ada banyak CCTV di sini, sangat buruk kalau sampai ada yang mendengarnya."

Sera mengikuti itu dengan berjalan ke pintu di satu sisinya, sementara wanita tadi telah duduk damai di kursi pengemudi. Rupanya mereka tak ingin berlama-lama mendiami pekarangan parkir tersebut dan memilih untuk melesat menjauh keluar dari sana.

Sera sedari tadi bergeming, memikirkan apa pun yang bisa mengalihkan perhatiannya untuk sekarang. Suasana di sore hari kota Seoul semakin ramai begitu mobil mereka memasuki jalan utama. Sayangnya itu sama sekali tidak membuat perasaan Sera jadi membaik, yang ada justru hatinya semakin resah ketika melihat keramaian, entah sejak kapan dan bagaimana itu terjadi.

Photograph.Where stories live. Discover now