Chapter 1

168K 12.8K 281
                                    

Nama gue Soraya Aldric, biasa dipanggil Raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama gue Soraya Aldric, biasa dipanggil Raya. Jika di SMA 5 cendrawasih lo nemuin cewek yang suka ngiler, itu pasti gue. Jika lo lihat cewek yang menaruh upil di kolong meja, berarti itu juga gue. Jika lo ketemu sama cewek yang izin ke toilet, jelas itu adalah gue.

Nama gue Arsyaf, the most wanted boy di SMA 5 cendrawasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama gue Arsyaf, the most wanted boy di SMA 5 cendrawasih. Kalau lo ketemu cowok tinggi, putih, atletis, keren, mancung, dan kaya, kalian nggak perlu bingung! Cowok itu pasti bernama Arsyaf.

Nama gue Renan Atala, panggil aja gue Renan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama gue Renan Atala, panggil aja gue Renan. Di SMA 5 cendrawasih, lo pasti berjumpa dengan cowok playboy yang dikenal suka mainin cewek. Padahal cewek yang minta jadi mainan gue.

[Raya Pov]

"Hoaaaam." Gue menguap tanpa menutup mulut dengan mata setengah mengatup.

Gila coy! Pematerinya bosenin banget cuy! Udah berkumis, tua-tua datar, mukanya sebelas duabelas sama bokap gue lagi! Sumpah! Gue capek banget setelah seharian penuh lari-lari gak jelas karena dihukum panitia, nulis materi yang gak jelas juga, dan ditambah lagi ada beberapa temen yang kesurupan. Entah kesambet apa tuh anak.

Dan di tengah semua kekesalan itu, Seeeerp! Lampu tiba-tiba mati. Beberapa temen yang sok cantik teriak. Padahal gak ada yang cantik menurut gue. Jadi, gak usah kecentilan! Toh cuma mati lampu.

Pak Bambang pun beraksi, mengatasi masalah malah nambah masalah. Bapak-bapak paruh baya itu nyuruh Arsyaf ke depan buat benerin lampu. Helloooow! Yang ada cewek-cewek kecentilan itu bukannya diem malah tambah jingkrak-jingkrak kayak kuda lumping tau!

Daaaaaan ... tebakan gue bener! Hampir seluruh cewek yang ada di dalam ruangan teriak-teriak. Sekarang bukan karena lampunya mati. Tapi karena ada cowok ganteng lewat. Eiiits ... terus, kenapa tadi sebelum Arsyaf dateng mereka udah teriak-teriak? Berarti sekarang mereka nggak takut lampu mati dong?

Tik tok tik tok ... Arsyaf melangkah ke arah lampu. Hampir semua cewek bertingkah padahal lagi mati lampu. Ada yang sok imutlah, ada yang sok cantiklah, bahkan ada juga yang sok jomblo. Nggak mungkinlah Arsyaf ngeliat tingkah-tingkah sok imut mereka. Mereka itu emang terlahir bodoh atau gimana sih?

"Arsyaf, tolong pasangkan lampu ini," kata Pak Bambang pada cowok tinggi semampai itu.

"Baik, Pak." Arsyaf nggak menolak. Dia emang anak yang nurut walaupun kadang-kadang dia koplak juga kayak gue. Hiks hiks hiks.

Langsung aja Pak Bambang dengan dibantu beberapa teman yang lain menata bangku lalu menumpuk kursi si atasnya buat Arsyaf biar bisa benerin tuh lampu. Setelah Pak Bambang mengecek tuh bangku udah bener atau enggak, Arsyaf dipersilahkan naik. Cowok yang mengenakan celana pendek sedengkul itu pun mulai memanjat pohon. Eh maksud gue, mulai menaiki bangku.

Eaaah Eaaah Eaaah ... lagi-lagi cewek-cewek teriak-teriak nggak jelas. Mulutnya tolong dikondisikan ya, batin gue. Ah, gue malas menjadi publik figur di sekolah jadi kali ini gue diem aja soalnya capek. Pengen tidur gaes! Secara ini udah jam sebelas cuy! Masih aja dijejeli kajian-kajian yang menurut gue nggak penting.

Arsyaf pun naik ke atas kursi, naik ke atas bangku, terus naik ke atas kursi yang sengaja ditata di atas bangku. Sayangnya, dia tidak naik ke Rahmatullah. Yaaaaa begitulah. Remang-remang bisa gue lihat gerak-gerik teman-teman termasuk Arsyaf yang sekarang jadi titik fokus. Cewek-cewek pada melongo. Terpesomsom rupanya. Eh, maksudku terpesona. Hehehe

Arsyaf memutar bola lampu dari atas, sedangkan pak Bambang memegangi tumpukan bangku kursi itu biar seimbang. Aaaaarghh! Tiba-tiba semua orang terperanjat kaget bukan main ketika Arsyaf kehilangan keseimbangan.

"Aaaahhhh!" teriak Arsyaf.

Pak Bambang pun tentu aja ikutan kaget dan langsung memegangi celana longgar Arsyaf. Eiiits! Tiba-tiba gue lihat pantat dengan boxer abu-abu. Sebenernya gue nggak tau apa warna boxer yang dipakek Arsyaf soalnya dalam keadaan masih mati lampu semuanya kelihatan abu-abu di mata gue.

Telolet telolet telolet. Aaaaargh! Teriakan cewek-cewek centil semakin tak terkendali. Mereka langsung jingkrak-jingkrak kegirangan seperti kesurupan aja. Huuuft! Mereka bahkan nggak menutup mata saat ada adegan vulgar kayak gitu.

Ada apa dengan gue? Gue? Lo tanya gue? Tentu aja saat adegan itu terjadi, gue tutup mata lah! Walaupun gue tetep lihat di antara celah jemari gue. Hehehe ... jangan nge-bully ya! Gini-gini gue orangnya penasaranan. Yakali! Dilihat dosa, nggak dilihat mubadzir.

😎😎😎😎😎😎

Note : Jujur, chapter pertama ini adalah pengalaman nyata gue yang gue rombak sedikit. Hehe tolong luangkan waktu untuk pencet bintang yaaak. Trims. I love you

Tolong juga promosi'in cerita gue ke teman-teman kalian. Nggak tau kenapa, kalau banyak yang baca, gue malah tambah semangat nulis, nulis, dan nulis lagi. Trims

 Trims

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang