Chapter 48

33.9K 3.2K 20
                                    

[Raya pov]

Setelah jalan sehat, acara selanjutnya adalah lomba basket antar sekolah. Sekolah gue kali ini akan melawan SMA 7 Pandu Raja. Jangan ditanya siapa pemain basket dari tim sekolah kami! Tentu saja ketiga sahabat gue masuk tim inti.

Gue hanya bisa menonton dari tepi lapangan. Semua cewek-cewek bersorak ria mendukung Arsyaf, Renan, dan El. Mereka dengan bodohnya menghabiskan tenaga mereka cuma buat teriak-teriak nggak jelas. Kalau gue sih mendingan tidur!

Permainan pun dimulai. Gedung olahraga semakin lama semakin gaduh oleh suara cewek-cewek alay yang berteriak histeris. Ada yang memanggil-manggil nama Arsyaf, ada yang memanggil nama Renan, dan ada juga yang memanggil-manggil nama El.

Dan lucunya, para siswi dari SMA 7 Pandu Raja bukannya mendukung tim basket dari SMA mereka sendiri malah mendukung tim basket dari tim sekolah kami. Para siswi dari tim lawan juga ikutan jingkrak-jingkrak sambil berteriak menyebut nama-nama sahabat gue. Kenapa nggak sekalian goyang oplosan aja, buk? Pokok'e joget!!

Beberapa kali Arsyaf, Renan, dan El berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Setiap kali mereka mencetak angka, mereka melakukan tos satu sama lain. Ah, gue jadi senyum-senyum sendiri melihat keakraban mereka.

"Neng Raya?" Kata seseorang pada saat gue lagi asyik menonton pertandingan basket.

Gue menoleh ke arah sumber suara. Mata gue terbelalak lebar ketika melihat Sobirin cengar-cengir seolah nggak berdosa. Gue pun menggeplak kepala gue sendiri. Gue lupa kalau Sobirin adalah siswa dari SMA 7 Pandu Raja.

"Neng Raya! Dari tadi Sobirin cari'in Eneng!" Sobirin mulai berjalan mendekat ke arah gue.

"STOP! JANGAN MENDEKAT!!" bentak gue judes.

Mati lo, Ray! Gue nggak bisa kabur menghindari Sobirin karena kaki gue masih sakit. Sementara Lea terlihat masih asyik menonton pertandingan. Gue nggak mungkin mengganggunya.

Sobirin terhenti di tempatnya. "Kenapa, Neng?" Tanyanya keheranan.

"Soalnya mulut lo tuh bau jigong!" Gue semakin ketus.

Sobirin meniup telapak tangannya lalu membau telapak tangannya sendiri. "Enggak bau kok!" Dia menggeleng.

"Dia siapa, Ray?" Lea baru menyadari keberadaan Sobirin.

"Penambang emas!" Celetuk gue.

"Penambang emas?" Mata Lea melebar seolah tak mengerti.

"Lea, lo punya cangkul nggak?"

"Buat apa?"

"Ya buat mencangkul emas noh!" Gue menunjuk gigi Sobirin kesal.

Lea pun mengulum tawa. "Jahat banget lo, Ray! Jangan terlalu benci sama dia! Biasanya kalau benci itu bisa jadi cinta lho!"

Gue mengetok-ngetok kepala gue sendiri. "Amit-amit jabang bayi. Amit amit jabang bayi!"

"Neng, kaki Neng Raya kenapa?" Sobirin mendelik cemas ketika melihat dengkul gue lecet.

"Terluka saat mencangkul emas!" Bentak gue. "UDAH PERGI SANA!!"

Sobirin pun akhirnya pergi dengan tampang murung setelah gue omeli habis-habisan. Kalau dipikir-pikir, dia kasian juga. Bukannya gue jahat! Tapi gue cuma nggak mau bau jigong Sobirin menghardik indra penciuman gue. Itu aja kok!

Tak terasa pertandingan basket antar sekolah pun selesai. Jangan ditanya siapa pemenangnya! Pasti sekolah kami lah! Dari kejauhan, gue bisa lihat tampang-tampang lelah sahabat-sahabat gue setelah bertanding.

Cewek-cewek centil mulai merambat mendekati sahabat-sahabat gue itu. Ada yang membawakan handuk, ada yang membawakan air mineral, ada juga yang dengan iklas ngipasin mereka. Muke gile! Enak bener hidup mereka ye? Muka pemain basket yang lain bahkan terlihat iri.

Saat Arsyaf berjalan ke arah gue, tiba-tiba salah satu fansnya berpura-pura keseleo di depannya. Aduh, apaan sih?! Trik lama!! BASI!! Kalau dibilang cantik, iya sih! Fans ganjen itu cantik. Wajahnya nggak seperti orang Indonesia. Mungkin blasteran Belanda, pikir gue. Ditambah lagi body-nya yang super sexy, dengan dada yang wow. Dia seolah mencoba merayu Arsyaf.

"Kak, kakiku sakit!" Ujar cewek ganjen itu.

"Lo nggak apa-apa 'kan?" Tanya Arsyaf.

Iiihhhh!! Gue sebel melihatnya. Semua laki-laki itu sama aja! Bodo! Kucing garong! Kalau lihat cewek cantik sedikit aja, matanya udah kelayapan! Arsyaf jelek! Huh gue sebel, sebel, sebel!! Gue menggerutu sendiri di tempat gue duduk.

Note    : komen dan bintangnya dong..... 😄😃😀

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang