Chapter 37

36K 3.2K 64
                                    

[Raya pov]

Di dalam kamar, gue senyum-senyum sendiri memandangi nilai rapor gue. Beberapa nilai terlihat sempurna, yakni 100. Eiiits! Tunggu dulu! Kenapa nilai 100 gue cuma 5 ya? Perasaan pas pembagian lembar jawaban hasil UAS, gue dapet 6 nilai 100. Ngacir kemana nih nilai?

Mata gue melebar ketika mengetahui nilai 100 pada mata pelajaran kimia, yang diajarkan oleh Pak Dono berubah menjadi nilai press KKM menjadi 75. Kok bisa?

Tangan gue mengepal marah. Gue langsung melayangkan tinju ke atas kasur. Sialan si Dono! Jadi guru kok nggak adil amat! Andaikan saja Dono memberi gue nilai secara adil, pasti gue udah ranking satu. Bagaimana bisa ada guru seperti itu? Gue sumpahin tumbuh kumis di semua bagian wajah noh!! Gue mendengus sebal. Ah, masa bodo dengan si kumis!!

Untuk menghilangkan kekesalan gue, gue mengambil HP lalu nge-game seperti biasa. Setelah jenuh nge-game, iseng-iseng gue membuka galeri foto. Gue cekikikan sendiri melihat foto 3 sahabat gue yang tampak loyo.

"Hayooo! Ngapain lo senyum-senyum sendiri? Nonton vidio porno lu ya?" Terka Kak Icha yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar gue.

Gue menggeleng. "Enggak!" Elak gue.

"Coba gue lihat!" Kak Icha langsung merebut HP gue lalu matanya mendelik kaget.

"Balikin!!"

"MAMA!! RAYA PUNYA TIGA PACAR, MA!!" teriak Kak Icha yang berlari menuju ruang keluarga.

"Sialan!" Gue mengejar Kak Icha dari belakang.

Sesampainya di ruang keluarga, Kak Icha langsung memberikan HP gue ke mama. Mama terlihat mencermati wajah Arsyaf, Renan, dan El baik-baik. Lalu mama melotot ke arah gue yang masih berdiri agak jauh dari tempat mama duduk.

"Bukan, Ma! Mereka cuma sahabat Raya!" Papar gue berjalan menghampiri mama.

"Ma! Mama pilih yang mana buat dijadikan mantu?" Kak Icha menyentuh layar HP gue. "Ini? Ini? Atau yang ini?" Kak Icha menunjuk foto Renan, El, lalu Arsyaf.

"Mama nggak milih siapa pun!" Kata mama tegas.

Gue duduk di samping mama. "Raya juga nggak milih siapa pun! Mereka itu sahabat Raya, ma!"

"Terus, mama mau Raya menikah sama siapa?" Kak Icha keheranan dengan sikap mama.

Biasanya, kalau Kak Icha atau gue punya temen ganteng, mama pasti ngotot minta dikenalkan. Salah satu cita-cita mama adalah mempunyai menantu yang ganteng. Katanya, biar bisa dipemerkan di sosial media. Tapi sekarang, ada apa dengan mama?

"Ini ganteng semua lho, ma!" Tambah Kak Icha ngotot. "Mama bisa pamerkan mantu kek begini di sosial media!!"

"Mama ingin Raya menikah dengan......" Mama terhenti sejenak. "Sobirin!"

Tawa Kak Icha langsung membuncah. Mama ikutan terpingkal bersama Kak Icha sambil menggeprak-geprak sofa.

"MAMA!! NA'UZUBILLAH DEH! bentak gue marah lalu mengerucutkan bibir. "Raya ogah sama Sobirin. Bisa-bisa Raya nggak dibeli'in odol sepuluh tahun dah! Lama-lama Raya juga jadi penambang emas!"

"Penambang emas?"

"Iya! Giginya Sobirin tuh! Terbuat dari emas 24 karat!"

Kak Icha lagi-lagi terpingkal. "Kasian si Sobirin! Bisa-bisa matanya kedutan kalau kita bahas terus!"

(Sementara itu, di tempat lain, mata Sobirin terus berkedut)

"Raya....." Tawa mama terhenti. Mama tampak mulai bicara serius. "Jangan berteman dengan orang-orang yang super ganteng kayak begini."

"Kenapa?" Tanya gue penasaran.

"Mama takut kamu jadi napsu!"

"Kok mama tau kalau Raya kadang sering napsu sama mereka?"

"Ya iyalah! Mama aja napsu!"

"MAMAAAA...." teriak gue dan Kak Icha berbarengan. Kami pun tertawa bersama-sama.

Keluarga ini memang keluarga heboh. Semua elemen ada di sini. Papa yang bijak, mama yang narsis, kakak yang super kepo, dan gue yang super kocak.

FEMME FATALE / CEWEK CETARजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें