Chapter 33

36.7K 2.9K 50
                                    

[Raya pov]

Di luar sana matahari terlihat sombong. Sementara semua orang berada di dalam gedung olahraga sekolah. Acara penutupan akhir tahun ajaran akan segera dilaksanakan. Pada acara ini akan ditampilkan beberapa sambutan dan drama. Ya! Seperti acara akhir tahun ajaran pada umumnya lah!

Gue berada di kursi paling belakang. Nggak perlu ditanya kenapa gue milih kursi paling belakang! Kalau main game atau tiduran, bakal nggak ketahuan hehehe....

Di samping kanan gue ada Arsyaf. Sementara di samping kiri gue ada Renan. Dan di sebelah kiri Renan ada Tantri, pacarnya yang udah langgeng menjalin hubungan selama satu semester ini.

"Sambutan yang pertama akan disampaikan oleh yang terhormat, Bapak Bambang Barabay, S.Pd. Kepada Bapak Bambang, dipersilahkan untuk naik ke atas panggung," papar MC.

"Eh, ternyata nama lengkap Pak Bambang adalah Bambang Barabay! Baru tau gue!" Gumam gue sambil menyikut Arsyaf.

"Molor aja lo! Pak Bambang itu udah ngajar kita selama 2 tahun, dan lo baru tau nama lengkapnya sekarang?" Kata Arsyaf ngotot.

Gue cuma meringis. "Kok namanya kek Bawang Bombay yak?" Celetuk gue.

Arsyaf menggeplak keningnya sendiri. "Astaga nih anak! Kualat lo ngatain guru!"

"Gue nggak ngatain! Gue cuma beropini!"

Seorang siswa yang duduk di depan kami menoleh. "Ssst! Jangan berisik!" Dia berhasil membuat kami kicep.

"Rasain lo!" Bisik Renan.

Lama sekali perjalanan acara ini sampai ke puncaknya. Padahal sudah gue tinggal main game plants vs zombie sampai tahap survival endless level 44. Tapi nih acara nggak kelar-kelar. Ditinggal bolos, nanti dapat hukuman. Payah!

"Juara kedua, diraih oleh Soraya Aldrick. Kepada ananda Soraya Aldrick, dimohon untuk segera naik ke atas panggung," papar MC.

Semua orang sontak menoleh ke belakang. Menatap gue horor termasuk Arsyaf dan Renan. Mata mereka membulat, mulut mereka menganga seakan tak percaya. Jangankan mereka! Gue aja nggak percaya! Gue pun tak menghiraukan ucapan si MC dan melanjutkan game.

"Soraya Aldrick?" MC tampak sedikit kebingungan.

Arsyaf menyikut lengan gue. "Yap! Dipanggil noh!"

"Apaan sih?!" Gue menyikut balik lengan Arsyaf.

"Woi! Mak Lampir! Cepetan ke sana bego!" Kali ini Renan yang mengganggu permainan gue.

"Apaan sih?"

"Lo dapet juara tuh!"

"Ha?" Mulut gue menganga lebar.

"Cepetan ke sana!"

"Gue dapet juara?"

"Iya! Gue aja masih nggak percaya!" Ujar Renan geleng-geleng.

Arsyaf menarik lengan gue lalu mendorong gue keluar dari barisan kursi hingga gue terpental sampai ke jalan lurus menuju panggung.

Semua orang masih memperhatikan gue. Sumpah! Kaki gue tiba-tiba gemetaran saat berjalan menuju panggung. Ada beberapa bisik-bisik iri yang terdengar. Semua bisikan-bisikan itu nggak ada yang positif. Semuanya cacian.

Di atas panggung, Pak Malik, selaku kepala sekolah memberiku sebuah piala yang terlihat mengkilat. Gue menerima piala itu dengan gugup. Pas penyerahannya pakek acara difoto segala! Gue jadi tambah nervous.

Dari atas panggung, gue bisa melihat semua orang. Tiba-tiba gue pengen pipis. Gila! Kenapa di saat-saat seperti ini sih kebeletnya? Kacau!

"Baiklah. Sekarang saya akan mengumumkan juara pertama. Juara pertama diraih oleh Tantri Eldabashra. Kepada ananda Tantri Eldabashra, diperkenankan untuk naik ke atas panggung," ujar MC sambil melihat ke sekeliling.

Tak lama setelah dipanggil, Tantri berjalan keluar barisan kursi lalu berjalan dengan dagu yang sedikit mendongak ke atas. Dia benar-benar terlihat songong.

Setelah Tantri berada di atas panggung, dia juga menerima piala dari Pak Malik. Pakek acara foto juga pas penyerahan. Aduuuh! Kebelet pipis nih!

"Lo nggak pantes berada di panggung ini!" Gumam Tantri dengan salah satu sudut bibir miring ke atas.

Gue nggak menyahutinya. Yang gue pikirkan, gue pengen segera ke telolet. Eh, maksud gue ke toilet.

***

Di dalam toilet, akhirnya gue bisa bernapas lega.

"Beruntung banget si Raya! Dia bisa dapat juara," kata seorang siswi di luar pintu.

"Iya. Udah di kelilingi cowok ganteng, dapet juara lagi! Jangan-jangan dia pekek ilmu hitam!" sahut siswi yang lain dengan nada yang terdengar sinis.

Gue nggak berani keluar dan hanya menyimak percakapan mereka sambil duduk di atas closet. Satu kata buat mereka! EGP!! EMANG GUE PIKIRIN!!

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang