Chapter 70

34.7K 2.6K 31
                                    

[Raya pov]

Setelah Arsyaf menutup telepon, Lea langsung menyeret gue memasuki kamar mandi. Padahal dia tau sendiri kalau gue di hari minggu punya alergi khusus yang dinamakan MANDI PAGI!! Bagi gue, libur sekolah berbanding lurus dengan libur mandi.

Gue hanya mendengus kesal ketika Lea mengunci gue di dalam kamar mandi. Mau tidak mau, gue harus mandi. Ya..... seadanya lah! Gosok gigi, melumurkan sabun ke seluruh tubuh, lalu siram, siram, siram. Nggak sampek 5 menit, gue udah wangi.

"Lo mandi cuma empat menit, Ray?" Mata Lea melebar seolah tak percaya ketika gue keluar dari kamar mandi. "Cewek itu harus menjaga kebersihan! Lo nggak takut Arsyaf diambil orang? Huh?!" Omel Lea sampek muncrat-muncrat liurnya ke muka gue. Bushet dah!

"Ya....ya...ya..." sahut gue malas.

Lea dengan lancang membuka lemari gue lalu memilih-milih pakaian buat gue. Setelah lelah memilih pakaian, dia mendengus kesal. Tidak ada pakaian yang dia inginkan.

"RAYA!!" Bentak Lea sembari berkacak pinggang. "Kenapa baju lo cuma kaos dan celana jeans doang?"

Gue mengangkat bahu lalu duduk di atas kasur. "Soalnya enak aja pakek kaos sama celana jeans!" Jawab gue asal.

Mata Lea tampak bergoyang ke kiri lalu ke atas. Dia tampak berpikir sejenak. "Kak Icha mana?"

"Ngapain lo cari Kak Icha?"

"GUE TANYA, KAK ICHA ADA ATAU ENGGAK?" bentak Lea tampak geram.

"Kak Icha ada di kamar lah! Paling dia lagi nge-game atau....."

Sebelum gue selesai bicara, Lea sudah ngacir ke kamar Kak Icha. Gue mengikutinya dari belakang.

"Kak Icha?" Kata Lea ketika membuka pintu kamar Kak Icha tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Kak Icha menoleh. "Lea? Ada apa Lea?"

"Kak, Kakak punya dress pendek nggak?" Tanya Lea to the point.

"Punya. Punya banyak malah! Emangnya kenapa?"

"Ini lho si Raya mau pinjem."

Gue langsung memukul punggung Lea keras. "Enak aja! Buat apa gue pinjem?" Gue mendelik.

"Buat apa?" Kak Icha terlihat keheranan.

"Ini....si Raya mau kencan sama Arsyaf!" Jawab Lea sambil merangkul lengan gue.

Kak Icha langsung terperanjat kaget. Matanya hampir saja keluar. "Apa? Raya pacaran sama Arsyaf?!" Dia langsung berdiri dari tempatnya dan menjatuhkan guling yang dipeluknya tadi. "Makasih ya Allah! Engkau telah mencabut kutukan jomblo adik saya!"

"Enak aja kutukan! Kak Icha kalau ngomong jangan suka bener dong!" Tukas gue merengut agak menahan tawa.

"Ya udah Lea! Ayo kita carikan baju yang cocok buat Raya!" Ujar Kak Icha ngotot sembari membuka lemari bajunya.

Sekitar setengah jam kami memilah dan memilih baju. Akhirnya gue dipaksa mereka memakai baju warna pink berenda. Ya... Tuhan! Paha gue kelihatan! Malu coy! Malu! Entar kalau Arsyaf napsu gimana? Tangan gue pun rasanya gatal untuk menurunkan rok pendek yang gue pakai.

"Gue nggak mau pakai ah! Malu!" Tolak gue manyun.

"Udah ah! Lo jangan banyak bacot!" Lea mendorong gue ke meja rias Kak Icha secara paksa hingga gue pun terduduk di depan kaca.

Lea dan Kak Icha menggabungkan kekuatan untuk merias muka gue. Kolaborasi mereka cukup bagus! Seberapa pun gue meronta, gue nggak bisa kabur. Yang lebih parahnya, ada bandana kupu-kupu udah mangkring gitu aja di rambut gue.

"Ray, ternyata lo cantik juga!" Kak Icha geleng-geleng. "Sekarang, lo harus buka mata lo agar gue bisa memasang lensa!"

Bushet dah! Wajah gue kok jadi gini? Mirip Raisa KW2. Sumpah! Ini emang gue, atau cuma ilusi?

***

Di depan rumah, Arsyaf sudah menunggu di samping mobilnya. Kali dia bawa mobil. Mentang-mentang baru saja lulus tes SIM. Kak Icha dan Lea mendorong gue keluar pintu. Dengan berat hati, gue pun berjalan menuju Arsyaf. Dia terlihat terperangah saat gue menghampirinya.

"Lo Raya 'kan?" Kata Arsyaf memastikan.

"Enggak, Mas!" Jawab gue lembut. "Saya Raisa!"

Arsyaf mengulum tawa. "Lo dandan? Lo kesambet apa sih, Ray?"

"Kesambet pesona panglima Tieng Feng," goda gue.

"Lo kayak monyet tau nggak?" Tawa Arsyaf seketika itu pecah.

Gue mendengus sebal. "Ya udah! Tunggu! Gue akan hapus make-up ini." Gue berbalik lalu mencoba melangkah menuju rumah.

"Eh eh!" Arsyaf memegang tangan gue cepat. "Bercanda, Yap! Gitu aja ngambek! Iya iya! Gue akui kamu cantik banget hari ini!"

"Jadi, lo suka kalau gue dandan kayak gini?"

"Suka banget lah! Tapi lo hanya boleh dandan kalau jalan berdua aja sama gue."

"Kenapa?" Gue keheranan.

"Kalau lo dandan saat ada Renan apalagi El, mereka bisa langsung nyosor!"

Gue tersenyum GR sambil memegang pipi gue malu. "Beneran?" Tanya gue semangat.

Arsyaf menjambak pelan poni gue. "Nggak usah lebay! Ayo kita pergi!"

Note     : udah cukup sampek part ini atau nambah 1 part lagi guys?

Nantikan cewek cetar season 2 setelah saya selesai skripsweet ya....

FEMME FATALE / CEWEK CETARTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon