Chapter 49

32.2K 2.8K 11
                                    

[Raya pov]

Ketika Arsyaf memapah fans itu, fans cantik itu lagi-lagi berpura-pura sok lemah dan jatuh ke pelukan Arsyaf. Nggak tau kenapa hati gue jadi dongkol! Rasanya pengen jambak rambut tuh cewek sampai botak.

"Dot! Sini, Dot!" Bukannya mengantar fans cantik itu pergi ke UKS, Arsyaf malah melambai-lambai memanggil Dodot, salah satu anggota pemain basket dari tim kami.

Perlu di garis bawahi, Dodot adalah seorang Jones, jomblo ngenes. Tiap malam minggu dia kesepian ingin dibelai pacar. Cita-citanya sejak lahir cuma satu, yakni bisa mempunyai pacar. Tapi apalah daya! Tuhan berkehendak lain. Sampai sekarang, cita-citanya itu belum kesampaian. Dia pun akhirnya menjadi jomblo sejak lahir. Eh, kalau dipikir-pikir, gue juga sama! Jomblo sejak lahir hehehe

Dodot pun menghampiri Arsyaf. "Ada apa, bro?"

"Tolong antar cewek ini ke UKS ya!" Kata Arsyaf sambil memapah fans cantik itu menuju lengan Dodot.

Dodot langsung mendelik sumringah. "Oke bro!" Jawabnya penuh semangat.

Wajah fans cantik itu langsung cemberut manyun ketika ternyata bukan Arsyaf yang mengantarnya. Eh, malah si Dodot jomblo ngenes. Ketika Dodot berjalan menuju UKS bersama fansnya Arsyaf, dia sempat menoleh sebentar lalu menaik turunkan alisnya sebagai kode terima kasih pada Arsyaf. Arsyaf hanya mengacungkan jempol membalas kode dari Dodot.

Melihat hal itu, gue jadi senyum-senyum sendiri tapi gue tahan. Ternyata Arsyaf bukan kucing garong! Arsyaf pun menghampiri gue lalu melihat-lihat luka di dengkul gue dengan muka cemas.

"Masih sakit?" Wajahnya agak mendongak menatap gue.

"E...enggak. Enggak sakit kok!" Gue mengelak.

"Gue akan anter lo pulang!"

Gue terperangah senang. Tapi seketika berubah kecut saat gue melihat ke arah kumpulan fans fanatik Arsyaf yang bermuka ahli neraka. Mereka seolah-olah pengen nelen gue hidup-hidup! Tolong Baim Ya Allah! Gue pun langsung menelan ludah takut.

"Nggak usah, Syaf! Gue pulang bareng tetangga gue aja!" Tolak gue nggak iklas.

"Oke. Sekarang dimana tetangga lo?"

Gue celingukan melihat ke kanan, nggak ada Sobirin. Lalu ke depan, juga nggak ada. Tapi saat gue menoleh ke kiri, gue melihat Sobirin dari arah kejauhan yang masih diam-diam memperhatikan gue.

"Itu orangnya!" Gue menunjuk ke arah Sobirin.

Arsyaf menoleh ke arah Sobirin. Matanya memicing melihat Sobirin dari kejauhan. "Lo akan dianter cowok itu?" Tanyanya keheranan.

Gue hanya mengangguk mengiyakan. Daripada gue mati ditelen fansnya Arsyaf, mendingan gue mati sesak napas kena bau jigongnya Sobirin dah!

"Nggak bisa! Gue yang akan anter lo pulang!" Ujar Arsyaf ngotot.

"Tapi rumah lo sama rumah gue itu berlawanan arah, Syaf!"

"Nggak apa-apa, Yap, Rayap!" Arsyaf menjambak poni gue pelan.

Gue pun akhirnya pulang bareng Arsyaf. Dia bahkan memapah gue sampai di parkiran sampai-sampai semua cewek di sekolah menatap gue dengan pandangan iri.

Yang perhatian saat itu di antara ketiga sahabat cowok gue cuma Arsyaf. Renan ke laut sama Tantri. Sedangkan El ke hongkong dengan anak buahnya. Mereka berdua bahkan nggak tau kalau gue sedang sakit.

FEMME FATALE / CEWEK CETARWhere stories live. Discover now