Chapter 63

31K 2.4K 20
                                    

[Raya pov]

Gue terdiam dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh El.

"Jangan-jangan..... lo pacaran sama Arsyaf?!" Terka El. "Iya? Benar? Lo pacaran sama Arsyaf?"

Gue masih saja bungkam. Tapi El tau kalau gue diam berarti semua yang ia tanyakan adalah sebuah kebenaran. Ya! Gue memang pacaran sama Arsyaf.

El memegang pundak gue erat lalu mengoyak-ngoyak tubuh gue seolah meminta penjelasan. "Nggak bisa! Lo nggak bisa pacaran sama dia! Lo itu milik gue!" Ujarnya ngotot.

"Hentikan, El!" Gue melepaskan tangan El dari pundak gue. "Gue memang sayang sama lo. Tapi hanya sekedar sabagai sahabat! Nggak lebih!"

"Nggak bisa, Ray! Nggak bisa! Lo itu cuma milik gue! Dan gue yakin lo nggak bakal bahagia sama orang lain!"

"Enggak El! Gue yakin Arsyaf bisa membahagiakan gue!"

"ENGGAK! ENGGAK! POKOKNYA LO ITU MILIK GUE!" wajah El berubah marah. Tangannya kembali memegang pundak gue lalu dia mencoba mencium gue secara paksa. "LO ITU MILIK GUE!! TITIK!!"

Gue berusaha menghindari ciuman darinya dengan menoleh ke arah kanan. Tapi wajahnya terus berusaha menghampiri bibir gue.

"Jangan, El! Jangan!" Teriak gue sambil menangis. "Hentikan!"

Cengkraman tangan El tiba-tiba melonggar lalu melepaskan tangannya dari pundak gue. Dia menatap gue iba. Sementara gue masih menangis tak henti.

"Maaf, Ray!" El perlahan memegang tangan gue lembut. "Maaf karena gue telah lepas kendali."

Gue menghempaskan tangannya dan terus menangis. Tidak pernah sebelumnya gue mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Gue nggak bermaksud buat lo menangis, Ray. Sekali lagi gue minta maaf," ucap El sembari mengucap air mata gue.

Gue tiba-tiba memeluknya erat. "Jangan seperti ini, El! Gue nggak bisa putusin Arsyaf karena gue cinta sama dia. Tapi gue nggak mau hubungan kita sebagai sahabat hancur gara-gara gue sama Arsyaf pacaran. Itulah sebabnya gue lebih memilih backstreet."

"Raya?"

"Gue nggak mau kehilangan lo sebagai sahabat, El. Gue mohon jangan pernah berubah, El! Gue pengen lo selamanya tetep menjadi sahabat gue."

"Baiklah kalau itu yang lo mau, Ray." El membalas pelukan gue.

***

Sebelum memasuki pintu, gue melambaikan tangan pada El yang duduk di atas motor. Kemudian El juga melambaikan tangan pada gue.

"El, jangan lupa ikutan nimbrung di grup WA anak-anak koplak ya!" Seru gue sambil cengar-cengir.

Dari kejauhan, El hanya mengacungkan jempol sebagai pertanda ia mengiyakan. Maklumlah! El notabennya anak yang suka hemat suara. Gue senang akhirnya El bisa menjadi sahabat gue lagi. Semoga gue bisa menjaga persahabatan sampai kapan pun juga.

"Gue masuk dulu ya, El!" Teriak gue lagi.

Lagi-lagi El menghemat suara. Ia hanya mengangguk sambil tersenyum. El, maaf karena gue nggak bisa tinggalkan Arsyaf demi lo. Semoga grup WA anak-anak koplak selalu ramai dengan celoteh kita berempat.

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang