Chapter 38

35.8K 3K 22
                                    

[Renan pov]

Walaupun gue pacaran sama Tantri, tapi nggak ada cewek lain yang membuat gue nyaman kecuali Raya, sahabat gue sejak TK. Bukannya nggak gentle atau gimana! Gue nggak bilang perasaan gue sebenarnya ke dia karena gue merasa tidak pantas bila bersanding dengan cewek sebaik Raya.

Dua tahun lalu, saat gue masih sekolah di SMAN 73 Bina Nusa, papa gue selingkuh di belakang mama. Sejak saat itu, gue jadi hobi clubing. Melakukan ini dan itu ke beberapa cewek yang menggoda gue saat di club. Jujur, gue udah nggak perjaka lagi. Diambil siapa keperjakaan gue, gue bahkan sudah lupa. Mungkin karena gue terlalu sering melakukan hal kotor itu.

Saat gue pindah ke sekolah SMA 5 Cendrawasih, gue kembali dipertemukan dengan Raya. Dia masih sama seperti sebelumnya. Dari luar dia kelihatan bandel. Tapi dari dalam, dia adalah cewek yang lugu dan baik hati.

Sejak dulu, gue ingin menjadi lebih dari sekedar teman buat Raya. Tapi gue takut dia akan menghindari gue kalau dia tau bahwa sebenarnya gue sudah lama memiliki perasaan padanya. Dan akhirnya perasaan gue akan menghancurkan friend zone nyaman di antara kami.

Gue semakin rendah diri untuk mendekatinya mengingat gue sudah melakukan ini dan itu ke sembarang cewek. Gue merasa nggak pantas buat Raya yang sudah pasti masih suci. Tapi, di dasar hati gue, ada ruang yang sangat luas, khusus buat dia.

***

"Apa?!" Gue terlonjak kaget setelah mendengar apa yang barusan dikatakan mama. "Renan ogah ah!"

"Kenapa? Dulu waktu kecil, kamu suka nginep di sana. Malah nggak mau pulang!" Ujar mama ngotot.

"Itu 'kan waktu Renan masih kecil, ma! Sekarang Renan udah gede. Renan mau nginep di rumah teman aja ah!" Bantah gue manyun.

"Kenapa? Kamu takut napsu sama Raya ya?" Goda mama cengar-cengir.

"E..e...ENGGAK!!"

"Jangan-jangan kamu takut napsu sama Icha!" Terka mama asal.

"MAMA!!"

"Mama nggak mau kamu keluyuran malam-malam tanpa pengawasan orang tua. Jadi, mama titipkan kamu di rumah Om Bram."

"Terserah!" Gue mengacak rambut. "Bodo!"

***

Dengan membawa sebuah koper, gue menghela napas kesal. Raya tampak masih bingung dengan kedatangan gue. Di ruang tamu, sudah ada Om Bram, tante Elly, mama dan papa gue, Kak Icha, dan tentu saja gue.

"Ada apa ini, pa?" Tanya Raya.

"Begini, mulai sekarang, Renan akan tinggal bersama kita selama 2 minggu ke depan karena mama dan papanya Renan ada urusan kerja di Bali," papar om Bram, papanya Raya.

Raya dan Kak Icha terlonjak kaget. "Ha?"

"Iya, Ray." Papa melihat Raya lalu ke arah Kak Icha. "Iya, Cha. Tolong jaga Renan selama dua minggu ya!"

"Jadi Renan akan tinggal di sini?" Raya masih tak percaya.

"Iya, Ray," jawab mama.

Raya menggeplak kepalanya sendiri. "Waduuuh! Bisa-bisa jatah makan Raya berkurang nih!"

Hahahaha..... semua orang tertawa tak terkecuali gue. Om Bram mengacak-acak rambut Raya dengan gemas.

Hidup baru gue selama dua minggu pun akan seperti apa. Gue dan Raya akan tinggal dalam satu atap? Gue nggak bisa menjamin kalau naluri gue sebagai lelaki akan terus terkendali.

Note     : apa jadinya jika Raya tinggal satu rumah dengan Renan? Stay tune ya! Ajak teman-teman kalian buat baca ya? Plissss 😄😃

FEMME FATALE / CEWEK CETARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang