Chapter 4

63.5K 5K 133
                                    

[Raya pov]

Baru mulai memasuki gerbang sekolah, bulu kuduk gue udah berdiri kaku saat ngeliat dua cabe-cabean lagi ngadain acara bisik-bisik tetangga. Mereka ngelihatin gue dengan tatapan risih. Ada apa ini sebenernya? Begitu pula pas gue berjalan di sepanjang koridor sekolah! Sepertinya temen-temen lagi nge-gosipin gue deh. Mereka tampak bersikap aneh ketika gue lewat.

"Raya!" Tantri, menepuk punggung gue dari belakang. Gue menoleh kaget.

"Lo nggak denger tentang gosip terbaru?" Tanya Tantri.

Gue geleng-geleng blo'on. Gak tau apa-apa.

"Ada gosip terbaru tentang lo!" Kata cewek pendek, mungil, cantik yang ada di hadapan gue.

"Gosip? Gosip apaan?"

"Gue denger, elo itu stalker."

"WHAT!! GUE STALKER?!" Kata gue yang kaget bukan main.

"Kaget ya kaget aja! Nggak usah muncrat!" Omel Tantri sinis sambil ngusapin mukanya pakek tisu.

Gue meringis. "Hehehe sori."

"Mau denger lanjutan gosipnya nggak?"

Gue cuma manggut-manggut mengiyakan.

"Katanya, lo itu suka stalking facebooknya Arsyaf," lanjut Tantri setengah berbisik.

"WHAT?!" Gue muncrat lagi.

"Ah, udah ah! Gue nggak mau cerita sama lo lagi! Dari tadi liur lo muncrat-muncrat ke gue! Bye!" Ujar Tantri judes terus berlalu begitu aja dari hadapan gue.

Gue masih berdiri di tempat yang sama. Mematung memikirkan gosip-gosip yang beredar. MUKE GILEEEEE!! GUE SUKA STALKING FACEBOOKNYA ARSYAF? Fitnah keji macam apa ini, Tuhan? Pasti ini kerjaan si cowok bego IQ 0,5 itu! Ya! Siapa lagi kalau bukan Arsyaf?

Dengan semua kekesalan gue, gue berlari menuju kelas, kemudian mencari si penyebar fitnah. Si cowok super ngeselin itu langsung menoleh ke arah pintu ketika gue masuk.

"Arsyaf, gue mau bicara sama lo!" Ucap gue lantang.

"Ciyeee ciyeeee.....ada yang lagi kasmaran nih yeeee" kata Zen, ketua geng The Shadow. Dan berkat dia, semua orang jadi ngetawain gue. Okeh! Gue akan buat peritungan sama dia nanti setelah gue menyelesaikan urusan gue sama Arsyaf.

Gue pelototin tuh si Arsyaf, cowok paling nyebelin yang pernah gue kenal. "Lo yang nyebar fitnah keji itu, kan?"

"Kalau iya, emangnya kenapa?" Kata Arsyaf nyolot.

"CARI MATI LO, YA?!" Bentak gue marah tapi gak sampek muncrat.

Arsyaf berdiri dari tempatnya, tubuhnya sedikit membungkuk untuk menyamai tinggi badanku. "Denger ya, Rayap! Lo yang pertama kali menfitnah gue. Lo bahkan nyebarin gosip ke temen-temen kalau gue pakek boxer pink polkadot. Dan sekarang....gue hanya ngelakuin hal yang sama!"

"Ooooh jadi ini pembalasan lo? Oke! Gue terima tantangan lo!"

"Gue tunggu pembalasan lo ya, cewek cetar!"

Gue tersenyum sinis dengan salah satu ujung bibir tersungging ke atas. "Lo nggak usah repot-repot nunggu pembalasan gue. Karena gue akan membalasnya sekarang juga!"  Jleeeeb! Gue langsung menginjak dengan kuat kaki cowok songong yang ada di hadapan gue.

"Ooouch!" Teriak Arsyaf sambil meringis kesakitan.

"Inget! Jangan sekali-kali lo cari ribut sama gue! Lama-lama gue gibeng lo!"

"RAYAAAAP......"

YES YES YES! Kali ini gue nggak akan kalah. Jangan panggil gue Raya kalau gue nggak bisa melakukan pembalasan. Hahahaha......

"Raya?" Sapa seseorang dari belakang. Suaranya terdengar nggak asing.

Gue menoleh. Mata gue terbelalak lebar ketika melihat Renan berdiri di hadapan gue. "Renan? Kenapa lo bisa ada di sini?"

"Gue pindah ke sekolah ini."

"Apa? Lo pindah ke sini?" Tanya gue kaget sampek-sampek gue lupa tadi gue ngomong sama si Arsyaf.

"Iya. Mohon bantuannya ya...." ujar Renan sambil tersenyum manis ke gue.

Jujur, gue jadi salah tingkah melihat senyum manis yang ditumpahkan Renan. Gimana enggak? Secara dia itu udah ganteng, baik, pinter main bola lagi! Ditambah lagi kulitnya sawo mateng. Nggak tau kenapa, gue suka sama cowok yang kulitnya sawo mateng. Menurut gue, cowok berkulit gelap itu terlihat lebih maco, lebih kuat, dan lebih gagah.

Dan menurut gue, cowok yang kulitnya putih itu terlihat LEMAH, CEMEN, DAN..... LOYO! Contohnya aja si Arsyaf. Gue jadi heran kenapa cewek-cewek satu sekolah pada nge-fans sama si Arsyaf ya? Mungkin aja mata mereka lagi kesambet jin iprit! Ih sereeeem!

"Siapa dia?" Arsyaf melirik Renan dengan sinis.

"Ih kok kepo? Jangan-jangan yang suka stalking itu elo!" Gue malah nyolot.

Renan mengulurkan tangannya ke Arsyaf. "Kenalin! Gue Renan, sahabatnya Raya."

Arsyaf menjabat tangan Renan tegas. "Gue Arsyaf. Gue pacarnya Raya!"

Note : Bersambung di chapter selanjutnya ya kawan. Chapter ini murni fiksi. Eh, BTW kok gue sering ngejelasin kalau ini nyata atau fiksi sih?
Kira-kira apa yang akan terjadi ketika Arsyaf tiba-tiba mengaku pacaran sama si Raya? Nantikan chapter selanjutnya....hehehe

FEMME FATALE / CEWEK CETARWhere stories live. Discover now