Chapter 60

32K 2.5K 24
                                    

[Raya pov]

Hari itu adalah hari yang sangat menyesakkan buat gue. Saat itu, gue berjalan menuju ruang guru untuk mengumpulkan tugas matematika. Di ambang pintu, gue bisa melihat Pak Kepsek sedang berbincang-bincang dengan Pak Dono dan Pak Yani, guru matematika kelas XII.

"Jadi, siapa yang akan kita pilih untuk mengikuti olimpiade matematika bulan depan?" Tanya Pak Kepsek.

"Tantri saja," saran Pak Dono.

"Eh, bukannya UAS kemarin Raya yang jadi juara satu?"

"Iya. Kemarin memang Raya yang juara satu, Pak. Tapi dulu dia anak yang bandel. Sering telat dan tidur di dalam kelas. Apa kita akan mempercayakan olimpiade skala nasional ini padanya?"

"Iya, Pak. Apa yang dikatakan Pak Dono memang benar. Raya sekarang memang juara satu. Tapi melihat masa lalunya, sepertinya terlalu beresiko jika mengirimnya untuk olimpiade." Tambah Pak Yani.

Gue mematung di ambang pintu. Ternyata apa yang dipikirkan guru-guru terhadap gue masih sama. Tidak ada yang berbeda. Mereka masih menganggap gue sebagai siswa yang bandel dan tidak bisa diandalkan.

Gue berlari menuju toilet, menutup pintu, lalu duduk di atas toilet sambil menangis. Aneh memang! Gue nggak menyangka guru-guru akan mendiskriminasi gue seperti ini.
Padahal, nilai gue jauh lebih tinggi daripada Tantri. Tapi mereka masih tak mempercayai gue.

***

Di dalam kelas, gue terdiam sendiri. Merenungi apa yang dibicarakan guru-guru dengan kepala sekolah barusan.

"Hei, Dol!" Sapa Renan yang memasuki kelas gue.

"Dol?" Gue keheranan. "Al, El, Dol?"

"Enak aja Al El Dol!! Lo itu Dol Kolip!"

"Apaan sih Dol Somad?" Bentak gue marah.

Renan kemudian duduk di depan gue. "Napa sih Odol?! Dari tadi kok murung aja?!"

"Nggak kenapa-napa Dodol!" Gue menggeleng.

"Tukija!"

"Tum hi ho!"

"Tum pa se ahe!"

Hanya saling mengolok antar teman. Tapi itu sudah cukup bagi gue untuk menghilangkan rasa sedih gue. Makasih, Ren. Lo adalah sahabat gue yang terbaik deh pokoknya.


FEMME FATALE / CEWEK CETARWhere stories live. Discover now