Bintang

20K 858 14
                                    

Wanita itu melangkah ke arah kamar Putrinya dengan tergesa-gesa. Bagaimana tidak, ini adalah tahun ajaran baru dan dan saat ini putrinya itu masih bergelung dengan selimut tebalnya, padahal hari sudah mendekati pukul tujuh pagi. lalu ia menggedor pintu kamar putrinya itu dengan kekuatan penuh sampai suaranya menggema ke seluruh ruangan. Namun itu semua tidak berefek kepada putri pertamanya tersebut.

"Adis ... bangun!" ucapnya berteriak

Namun tidak ada tanda-tanda putri sulungnya itu mau membukakan pintu.

"Adis ... bangun! Ingat, sekarang hari pertama sekolah," Iya terus memukul pintu itu dengan sangat keras.

Sekali dua kali tetap tak ada jawaban dari dalam sontak membuat membuat wanita itu jadi emosi

"ADISTI SHAFANA ABRAHAM, DALAM HITUNGAN TIGA KAMU GAK BANGUN. KAMU KE SEKOLAH NAIK ANGKOT."

Ternyata tetap tak ada jawaban dari sang anak membuat emosinya semakin meluap.

"ADISTI!"

"Sudah, biar aku yang membangunkannya."

Ia hanya bisa membuang nafasnya kasar. Selalu seperti ini. Hanya dengan suaminya anaknya bisa nurut.

"Baiklah, aku akan menyiapkan sarapan."

Beginilah kegiatan Jasmine setiap pagi. Menjadi ibu rumah tangga yang super sibuk dan cerewet. Mulai dari membereskan rumah, menyiapkan makanan sampai membangunkan anak seperti barusan. Sungguh melelahkan apalagi dengan tipe anak seperti Adis. Bisa-bisa energinya terkuras habis sebelum siang.

Sangat berbeda saat ia bertugas sebagai seorang dokter. Ia akan menjadi sangat anggun dan berwibawa. Menghilangkan rasa takut kala pasien berobat padanya karena parasnya yang menenangkan.

Jasmine melangkahkan kaki ke meja makan, menghidangkan makanan yang tadi subuh di buatnya. Dengan telaten ia menyusun semuanya sendiri. Memang mereka memiliki asiaten rumah tangga yang bisa membantunya menyiapkan segalanya. Namun Jasmine tidak melakukannya karena menurutnya keluarga adalah segalanya. Jadi ia harus melakukannya sendiri demi keluarganya.

"Pagi, Bun ...."

Jasmine yang tengah sibuk menata piring sontak melihat ke sumber suara. Ia lalu memberikan senyum terbaiknya.

"Pagi sayang ... ayo duduk," ucapnya menarik salah satu kursi agar putranya bisa duduk.

"Ayah sama Adis mana?" tanya putranya yang tak lain adalah Bintang Nararya Abraham anak bungsunya penasaran.

"Ayah lagi bangunin kakak kamu. Tahu sendirikan dia gimana?"

Bintang hanya mengangguk. Jelas sekali perbedaan antara keduanya. Bintang yang cenderung pendiam sedangkan Adisti yang heboh dan tak bisa diam, tidak seperti seperti sepasang anak kembar karena sangat berbeda dari segi manapun. Tapi nyatanya keduanya terlahir dari pasangan Jasmine dan Gavin.

Tak berselang, Gavin yang notabennya suami dan ayah dari keluarga ini juga menyusul Bintang untuk duduk di salah satu kursi.

"Adis mana, Yah?" tanya Bintang.

"Tadi sih lagi mandi. Lagi ganti baju kali."

Bintang hanya ber-oh ria. Berbeda dengan Jasmine yang tak sabaran karena dari tadi anaknya itu tak kunjung selesai.

"Kebiasaan si Adis," ucapnya meremas-remas kain lap yang lagi dipegangnya.

"Udah. Lebih baik kamu duduk dan sarapan. Kamu nanti 'kan juga harus ke rumah sakit."

Jasmine lalu mengangguk dan meletakkan lap yang tadi dipegangnya dan mencuci tangan. Setelah itu, ia bergabung dengan Gavin dan Bintang untuk sarapan.

Setelah mereka bertiga menghabiskan makanannya, tiba-tiba Adisti muncul dengan tergesa-gesa dan langsung mencomot roti yang ada di meja makan dan memakannya langsung.

"Ayo Tang ... cepat!" Ia menarik tangan saudara kembarnya itu.

"Salim dulu!" teriak Jasmine.

Adis langsung menghentikan langkahnya dan menepuk keningnya disertai cengiran di bibirnya. Ia langsung balik arah untuk bersalaman dan mencium orang tuanya bergantian diikuti Bintang.

"Belajar yang benar. Jangan berantem mulu!" ucap Jasmine

"Beres Bun," ucapnya sambil melambaikan tangan.

Setelah itu, mereka berdua memasuki mobil dengan Bintang yang duduk di mobil kemudi.

Jasmine lalu menggeleng-geleng melihat perbedaan putra-putrinya yang begitu mencolok.

Anak pertamanyanya Adisti Shafana Abraham. Berusua 16 tahun, yang kalau dari wajah sangat mirip dirinya namun yang membedakannya adalah Adisti ini anaknya sangat nakal jauh berbeda dengan dirinya dulu. Tomboy, dan suka berkelahi juga suka bolos. Namun begitu, Adisti orangnya mudah kasihan. Ia paling anti kalau ada yang melakukan bullying di sekitarnya. Inilah nilai plus dari anaknya ini yang kadang tidak diketahui orang-orang.

Anak keduanya, Bintang Nararya Abraham. Lima belas menit lebih muda dari Adisti. Wajahnya sangat kebule-bulean mirip dengan ayahnya. Memiliki tubuh yang juga hampir mirip ayahnya. Yang akan membuat kaum hawa manapun akan meleleh. Namun anehnya, Jasmine tidak pernah melihat anaknya itu dekat dengan wanita manapun. Pembawaannya tenang tidak banyak bicara. Berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kembarannya. Namun, Bintang ini tipe pemuda yang sangat menyayangi keluarganya seperti sang ayah.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?"

Jasmine lalu menatap suaminya dan tersenyum.

"Gak nyangka sikembar sudah enam belas tahun," ucapnya sambil menghapus air mata di pipinya.

Gavin lalu merangkul istrinya dan membawanya masuk ke rumah.

"Aku yang lebih gak nyangka di beri kesempatan untuk memiliki keluarga seperti kalian. Kalian adalah hartaku yang paling berharga," ucap Gavin tulus

"Makasi sudah mau berjuang sayang. Aku sangat mencintai kamu," ucap Jasmine

"Aku juga mencintai kamu," balas Gavin sambil mencium kening istrinya lembut.

My Angel (Pinky Promise)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin