Last Part

8K 456 67
                                    

Tubuh Natha masih terbaring lemah di tempat tidurnya. Disana telah ada keluarganya, Adis, Dinda, Satria dan Aeera. Hanya Bintang yang tak ada disana. Adis tak tahu keluarganya dimana. Mereka tak bisa dihubungi sejak semalam.

Adis menatap nanar kearah kekasihnya yang bernafas tersengal-sengal. Neneknya dengan setia menggenggam tangan cucu kesayangannya itu. Adis ingin berada di posisi itu. Marasakan sedikit apa yang dieasakan Natha. Tapi mungkin yang paling berhak saat ini adalah keluarganya.

"Natha... apa yang sakit?" Ucap Lina yang berusaha mengajak cucunya berkomunikasi.

Namun Natha hanya diam. Nafasnya semakin tersengal yang membuat semua yang berada disana menatap miris.

"Natha capek sayang?" Tanya Lina bergetar.

Natha tak menjawab. Mereka taj tahu apakah saat ini Natha masih mendengar mereka atau tidak. Yang pasti mereka tahu kalau Natha amat terlihat sangat kesakitan.

"Natha mau pergi sayang. Kalau iya oma ikhlas. Oma ga mau Natha kesakitan seperti ini."  Ucap Lina sambil menciumi tangan kurus Natha.

Adis tersentak mendengar pernyataan Lina. Tidak. Ia tak akan ikhlas melepas Natha. Bahkan mereka belum pernah kencan sejak berpacaran. Adis belum sanggup kehilangan Natha.

"Oma benar sayang. Papa juga ikhlas kalau kamu mau nyusul mama." Ucap Zian yang juga mendekati tubuh Natha dan menciumi keningnya lama yang juga dilakukan oleh Bimo sang kakek.

Adis menghembuskan nafasnya berat. Kenapa semua orang berkata seperti itu? Mengapa semua menyuruh Natha pergi? Apa mereka tak sayang pada Natha.

Adis semakin tak habis fikir setelah Satria dan Dinda ikut-ikutan mendekati Natha. Satria menggenggam tangan Natha dan Dinda mengusap kepala Natha lembut.

"Nat, gue sama Dinda udah baikan. Gue akan tepati janji gue sama lo. Gue akan jagain Dinda. Gue juga udah sampaikan maaf lo kepada orang-orang yang pernah lo bully dan mereka maafin lo." Ucap Satria sambil mengusap air mata dipipinya. "Gue ikhlasin lo" ucap Satria sambil mencium kening Natha sekilas.

"Aku juga Nath, aku janji setelah ini aku akan bahagia. Kamu yang tenang ya. Aku ikhlasin kamu." Ucap Dinda sambil mengikuti Satria mencium kening Natha pelan. Setelah itu ia mundur. Dadanya terasa sesak. Untung ada Satria yang dengan sigap menahan tubuhnya yang hampir jatuh.

"Ga.... Nathadekoko bangun." Ucap Adis tiba-tiba yang membuat semua yang berada disana kaget.

"Dis... udah..." ucap Aeera berusaha memeluk tubuh Adis

"Lepasin kak. Dia harus di kasih pelajaran." Ucap Adis yang berusaha berontak dari pelukan Aeera

"Natha de coco. Lo harus tanggung jawab. Lo udah bikin gue jatuh cinta sama lo. Sekarang lo harus buat gue bahagia." Teriaknya di pelukan Aeera.

"Dis, tenang sayang. Ikhlasin Natha ya.." bujuk oma lirih. Wanita itu berkata dengan memohon kepada Adis.

"Ngga oma.. aku sayang Natha." Ucap suara Adis melemah. "Kak, please lepasin gue." Katanya memohon.

Aeera bingung harus apa. Tapi setelah ia mendapatkan peesetujuan dari Lina, akhirnya ia melepaskan calon kakak iparnya itu.

Perlahan Adis lalu mendekatkan tubuhnya kepada Natha. Ia berlutut disamping tempat tidur Natha.

"Nath, lo cemen.." ucap Adis tersenyum. "Lo ga bisa lagi lawan gue." Lanjutnya lagi.

"Woi.. lepasin gue.."

Siswa yang rambutnya di tarik itupun berusaha berontak.

"Kenapa lo ga bales gue?" Tanya Adis yang masih menjambak dan mencakar pemuda tersebut.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now