Bintang

5.4K 427 7
                                    

Perlahan Adis mengikuti Jasmine masuk ke ruangan rawat pemuda yang diberitahukan kepadanya.

Ia melangkah dengan gugup. Bagaimana tidak, disuruh untuk mendekati seorang yang tak di kenalinya sama sekali. Bahkan tak tanggung-tanggung. Jasmine menyuruhnya untuk memberikan kecerian. Hal yang hampir mustahil dilakukannya.

Perlahan Adis mengangkat kepalanya. Ia melihat seorang pemuda yang menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Natha ... ini anak Tante yang kemaren Tante ceritakan," ucap  Jasmine.

Perlahan, pemuda yang bernama Natha tersebut menyibak selimutnya.

"Natha," ucap Adis lirih, ia sontak mundur ke belakang ketika melihat Natha

"Adis." Nathapun sama. Pemuda itu sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutannya.

Jasmine lalu menatap mereka bergantian.

Nampak Adis menutup mulutnya tak percaya. Jantungnya berdetak kencang melihat pemandangan di depannya. Sedangkan Natha hanya diam. Tapi pemuda tersebut tak kalah terkejutnya dengan Adis.

"Jadi kalian berdua sudah saling kenal?"

Adis lalu mengangguk.

"Bun, kita bicara di luar."

Jasmine hanya mengangguk. Lalu ia mengikuti Adis keluar dari ruangan itu.

"Bun, jadi Natha sakit kanker tulang belakang?" tanya Adis bergetar

"Iya sayang. Stadium tiga."

Adis sangat terkejut mengetahui fakta itu. Yang dimaksud disini Natha. Natha teman sekelas Adis sekaligus musuh bebuyutannya. Adis tak menyangka kenapa ini semua bisa terjadi pada Natha. Sedikitpun gak menyangka.

"Bun, kayanya aku gak bisa," ucap Adis tiba-tiba.

Jasmine sedikit tak percaya mendengar penuturan Adis. Ia lalu mendekati putrinya yang terduduk.

"Sayang, kamu gak kasihan sama Natha. Perjuangannya baru akan dimulai sayang."

"Justru aku gak mau kalau Natha mengira aku hanya kasihan, Bun."

"Yaudah, kalau gitu kamu bersikap kaya biasa aja. Anggap saja Natha tidak sakit sama sekali."

Adis kemudian berfikir. Bersikap seperti biasa. Biasanya dia selalu berkelahi dengan Natha. Masa sekarang juga.

"Udah lah. Ayo masuk!"

Adis menghela nafasnya. Kemudian ia mengikuti Jasmine kedalam ruangan Natha.

"Natha, Tante titip Adis di sini dulu ya. Soalnya Tante masih banyak kerjaan."

Natha hanya mengangguk singkat. Kemudian Jasmine meninggalkan mereka berdua di ruangan ini.

Awalnya mereka berdua hanya diam. Lalu Adis berfikir. Sampai ia merasa bosan sendiri.

"Oii, Nathade coco. Lo kok diam aja sih? Tanya gue kek," ucap Adis memecah kesunyian.

"Apaan sih lo. Harusnya lo yang nanya gue. Lo kesini ngapain kalo gak jenguk gue?"

Adis terkekeh. Dia menepuk keningnya singkat. Benar kata Natha. Dia kesini kan mau jenguk. Kenapa jadi diam-diaman gini.

"Oh iya ya, gue cuma heran, ternyata orang kaya lo bisa sakit juga."

Natha lalu menghela nafasnya berat. Kemudian dia menatap Adis sendu.

"Kayanya gue gak bisa sekolah lagi, Dis."

Adis tersentak mendengar pernyataan Natha. kemudian tanpa sadar ia menggenggam telapak tangan pemuda itu.

My Angel (Pinky Promise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang