Adisti

10.1K 637 7
                                    

Adis berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya, setelah tadi ia berpisah dengan Bintang karena kelas mereka memang berbeda. Bintang merupakan siswa X1 Ipa 1 sedangkan dirinya berada si kelas X1 Ips 5. Dan mereka berada di lantai yang berbeda.

Adis yakin saat ini dia sudah terlambat, untuk itu ia melilih untuk melewati lorong yang berada di dekat UKS agar lebih cepat menuju kelasnya.

Saat hendak melewati lorong tersebut, ia tak sengaja mendengar percakapan seseorang. Tepatnya orang minta tolong.

'Ampun Kak ... saya janji gak akan lewat sini lagi.'

'Lo tu anak baru. Gak usah belagu lo."

'Ampun ... jangan pukul saya.'

Ia terus memastikan apa yang didengarnya itu benar atau tidak.

"Wah, gak benar ni ...."

Ia lalu melangkah dengan tergesa-gesa menuju sumber suara. Ternyata, tak lama kemudian ia melihat teman sekelasnya yang berjumlah tiga orang sedang memegangi seorang siswa kelas sepuluh.

"Woii ... cemen lo, beraninya keroyokan," ucapnya mendekati mereka.

Salah satu siswa tersebut tertawa remeh saat telah menyadari keberadaannya.

"Pahlawan kesiangan ...."

"Apa lo bilang?"

"PAHLAWAN KESIANGAN!"

Emosi Adisti semakin tersulut. Ia lalu mendekati pemuda itu dan menjambak rambutnya.

Kejadian itu malah menjadi tontonan seru para siswa. Mereka keluar dari kelas hanya untuk menyaksikan apa yang terjadi. Malah ada yang memasang taruhan untuk mereka berdua. Sedangkan siswa yang di-bully tadi meninggalkan Adis begitu saja.

"Woi ... lepasin gue!"

Siswa yang rambutnya ditarik itupun berusaha berontak.

"Kenapa lo gak bales gue?" tanya Adis yang masih menjambak dan mencakar pemuda tersebut.

"Lo cewek bego!" ucapnya masih berusaha melepaskan diri.

"Dasar lo tukang bully, rasain ini cakaran gue. Gue paling gak suka ada kekerasan di sini."

"Lo juga lakuin kekerasan keleus ...."

Cowok itu sudah sangat kewalahan menerima serangan yang bertubi-tubi dari Adisti. Terlihat dari beberapa helai rambutnya yang mulai rontok. Dan bekas-bekas cakaran cakaran yang dilakukan Adisti terhadapnya.

"Adisti, Natha, berhenti!"

Mereka berdua sontak menghentikan aktifitasnya lalu menatap ke arah guru yang mereka kenal sebagai Bu Berta yang barusan menghentikan mereka dengan sebuah toa.

"Ikut ibu keruangan BP sekarang!" ucapnya tegas.

"Gara-gara lo sih," ucap Adisti sambil menyenggol lengan Pemuda yang bernama Natha itu.

"Kok gue, elo lah!" ucap Natha tak mau kalah.

"Loo ...."

"Lo!"

"BERHENTI!" teriak Bu Berta.

Mereka berdua langsung berhenti sambil mengikuti Bu berta ke ruangan BP

Setibanya di sana, mereka berdua lalu didudukkan di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Bu Berta.

Adis lalu mengatuk-ngatukkan jarinya kemeja bosan karena menunggu Bu Berta yang belum kunjung bicara. Sementara Natha sibuk memperhatikan gambar pahlawan yang tergantung di ruangan tersebut.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now