Adis

6.6K 383 11
                                    

Hari ini adalah hari yang bisa di katakan hari penuh keajaiban. Dimana Natha yang menurut dokter sudah tak bisa lagi bangun namun ternyata bangun karena kedatangan sang ayah. Zian benar-benar membuat Natha bahagia. Karena salah satu impiannya adalah bisa bertemu sang ayah walau hanya sesaat.

Saat ini Natha sedang di pindah ke ruangan. Segala macam selang dan kabel yang tadinya di pakainya saat ini telah di buka di gantikan dengan selang oksigen. Saat ini Natha sudah bisa di ajak sedikit berkomunikasi walaupun hanya beberapa kata mengingat tubuhnya yang tak lagi bisa melakukan apapun. Seluruh tubuhnya lumpuh total. Bicarapun ia sangat sulit karena itu semua. Tapi sesuai janjinya, Zian akan tetap bersama anak semata wayangnya itu sampai kalanpun.

"Ma ma..." ucap natha pelan bahkan sangat pelan.

Zian yang sedang mengganti popok Natha langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap anaknya sendu.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Zian khawatir.

"Maa  kkam..." ucap Natha lagi.

Zian sedikit terkejut. Namun ia berusaha setenang mungkin.

"Maksud kamu apa? Papa ga ngerti." Tanya Zian bingung.

Natha memejamkan matanya lalu mengambil nafas dalam.

"Mma kkam mmama..." ucapnya susah payah.

"Kamu mau kemakam mama?" Tanya Zian memastikan.

"Yya..." jawab Natha pelan.

"Baik, nanti kita kesana ya?" Ucap Zian lembut.

"Ssekkarang ppa.." ucap Natha susah payah. Bibirnya meringis. Seperti menahan sakit.

"Oke, kita akan ke makan mama. Tapi kamu beneran kuat?" Tanya Zian.

"Yya..."

Zian lalu meninggalkan kamar rawat Natha untuk memberitahu dokter. Hatinya sangat teriris melihat kondisi putranya. Ingin rasanya ia menukar posisi Natha dengan dirinya. Walau rasanya mustahil dilakukannya.

♥♥♥

Zian mengangkat tubuh ringkih Natha keluar dari dalam mobil ketika mereka telah sampai di area pemakaman tempat mama Natha di makamkan. Rasanya mudah saja bagi Zian mengangkat tubuh Natha, karena mungkin saat ini berat pemuda itu mungkin tak sampai lima puluh kilogram dari tingginya yang hampir seratus delapan puluh.

Lina sang nenek telah menunggu di luar mobil dengan kursi roda. Setela itu, Zian lalu meletakkan tubuh Natha diatas kursi roda tersebut.

"Bantal ma..." ucap Zian masih memegangi kepala Natha yang terkulai.

Lina dengan sigap mengambil bantal Natha di mobil dan mrletakkan di sandaran kursi roda Natha. Sedangkan Bimo sang kakek memegangi tabung oksigen yang membantu pernafasan Natha.

"Aman Zian?" Tanya Lina memastikan.

Ia takut kalau tubuh cucunya akan terjatuh karena Natha satupun anggota tubuh Natha tak lagi dapat bergerak.

"Ada selendang atau apa gitu ma.. mungkin lebih baik tubuh Natha diikat biar ga jatuh." Ucap Zian.

Lina mengangguk sambil mencari sesuatu di dalam mobil.

Sedangkan Natha hanya memandangi keluarganya pilu. Sungguh sekarang ia tak lagi dapat melakukan apapun bahkan untuk bicarapun sulit.

Setelah beberapa saat, lina lalu memberikan selendang yang dipakainya kepada Zian karena ia tak menemukan apapun di mibil.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now