Bintang

5.5K 387 28
                                    

Seminggu sudah sejak kejadian Adis merekam percakapannya dengan Natha. Namun sejak kejadian itu, belum satupun keinginan Natha yang bisa terpenuhi oleh gadis itu. Untuk itu, ia lalu memutuskan istirahat ini untuk menemui Dinda. Karena bagaimanapun Dinda pasti lebih mengenal Natha daripadanya karena mereka berdua bersahabat sejak kecil.

Adis memberikan percakapannya kepada perempuan yang satu tahun lebih tua darinya itu. Setelah mendengarkan rekaman tersebut, reaksi Dinda tak jauh berbeda dari dirinya, karena ia begitu syok mendengat Natha berbicara ia ingin meninggal dengan tenang. Walaupun Dinda tahu pasti semakin hari penyakit Natha semakin parah.

"Gimana menurut lo?" Ucap Adis setelah Dinda memberikan kembali ponsel yang tadi dipinjamnya

"Aku bingung.." ucap Dinda sambil menautkan tangannya kedagu.

Adis lalu menghembuskan nafasnya berat. Sepertinya semua tak semudah yang di bayangkan.

"Tapi aku tau cara agar supaya Natha baikan dengan Satria." Ucap Dinda sambil mengangkat kepalanya yang tadi bertumpu diatas meja.

"Gimana?" Tanya Adis antusias.

"Aku akan deketin Satria." Ucap Dinda yakin.

"Tapi lo?" Tanya Adis yang sangat mengerti perasaan Dinda

"Apapun agar Nanat bahagia."

"Tapi lo lupa, di rekaman itu dikatakan lo juga harus bahagia."

"Aku bahagia bila Natha bahagia."

Adis tak kuasa menahan keharuannya. Ia lalu memeluk Dinda erat. Tak disangkanya gadis yang dulu dikatakannya gila itu memiliki hati yang besar. Selama ini Adis telah salah sangka terhadap Dinda.

"Makasi Din..." ucap Adis di sela pelukannya.

♥♥♥

Dinda melangkahkan kakinya memasuki perumahan sederhana yang tak lain adalah rumah dari Satria. Memang diantara mereka bertiga, keluarga Satria adalah yang paling sederhana, tapi juga tidak miskin. Ayahnya adalah seorang pegawai swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Namun walaupun begitu, diantara mereka bertiga keluarga Satria lah yang paling harmonis. Iya memiliki orang tua yang sangat menyayanginya. Walaupun ia tak bisa selalu mendapatkan yang diinginkannya seperti Natha, tapi ia jauh lebih beruntung karena tak pernah kekurangan kasih sayang. Itulah sebabnya, sebelum terjadi masalah diantara mereka , Natha lebih sering tidur dirumah Satria dibanding dirumahnya sendiri. Karena hanya dirumah Satria ia mendapatkan kasih sayang seorang ibu.

Perlahan, Dinda mengetuk pintu rumah Satria. Tak lama keluarlah seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunda Satria. Awalnya wanita tersebut begitu terkejut melihat kehadiran Dinda. Namun sesaat setelah itu keterkejutannya berubah menjadi sebuah senyuman yang sangat hangat.

"Dinda... ini benar kamu?" Ucap Ibunda Satria sambil memeluk erat tubuh Dinda.

"Iya tante. Ini aku." Jawab Dinda sambil membalas pelukan ibunda Satria.

"Ayo masuk. Tante benar-benar ga nyangka bisa ketemu kamu lagi." Ucap wanita paruh baya itu.

Dinda hanya tersenyum. Ia tak heran melihat ekspresi orang begitu kaget ketika pertama melihatnya. Karena ini bukan pertama kali dialami gadis itu semenjak ia keluar dari rumah sakit jiwa.

"Mau ketemu Satria ya?" Tanya Ibunda Satria ramah.

"Iya tante, Satrianya ada?"

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now