Bintang

5.6K 420 26
                                    

Dua minggu sudah Natha tidak bertemu dengan Adis. Selama itu pula pemuda itu tidak pernah berhenti memikirkan gadis itu walaupun Dinda telah kembali dan selalu berada disisinya. Namun hal itu tak dapat mengobati rasa kerinduannya terhadap Adis.

Saat ini Natha telah kembali ke rumahnya. Sekarang sepanjang hidupnya akan ia jalani diatas kursi roda karena kanker tersebut sudah menyebar hampir keseluruh tubuhnya. Kemoterapi terakhir yang ia jalani tak memberikan efek apapun. Dan sekarang Natha hanya bisa pasrah. Pasrah sampai Tuhan memintanya kembali.

Dinda mendorong kursi roda Natha menuju arah kolam renang yang berada di belakang rumah Oma Natha. Ia ingin Natha mendapatkan udara segar karena selama ini Natha seperti terkurung di ruangan penuh obat-obatan. Baik itu di rumah maupun kamarnya sendiri. Dengan hati-hati, Dinda memberhentikan kursi roda tersebut tepat di pinggir kolam.

"Ga panas kan?" Ucap Dinda sambil jongkok di depan Natha. Menyamakan tingginya dengan Natha.

Natha hanya menggeleng dan tersenyum samar. Nampak jelas raut kesedihan di wajah pemuda itu.

"Kamu kenapa sih Nath, kok sedih gitu?" Ucap Dinda khawatir.

"Ga papa Din..." ucap Natha lirih.
"Kamu mau kita masuk?" Tanya Dinda lagi.

Natha menggelengkan kepalanya.

Setelah itu Dinda melepaskan syalnya yang tadi di pakai waktu kesini karena tadi pagi begitu dingin. Kemudian ia meletakkan syal tersebut ke kepala Natha yang sudah tidak memiliki rambut tersebut Karena matahari sudah sedikit terik.

"Aku tahu kamu sedang memikirkan Adis." Ucap Dinda kembali berbicara.

Natha hanya diam. Matanya memandang lurus ke kolam renang.

"Aku cinta sama kamu Nath..." ucap Dinda tiba-tiba. Suaranya mulai serak.

Natha sedikit tersentak. Dadanya sedikit sesak mendengar pernyataan dinda.

"Maaf Din..." ucapnya lirih.

Dinda lalu tersenyum sambil menghapus air matanya. Kemudian ia memeluk tubuh Natha erat.

"Ga papa. Aku mau kamu bahagia." Ucapnya tulus.

"Makasi..." ucap Natha tersenyum. Sudut mata pemuda itu mengeluarkan setetes kristal bening.

"Masuk lagi ya?" Ucap Dinda sambil menghapus air mata yang tadi menetes di pelupuk mata Natha.

"Iya..."

Dinda kemudian mendorong kembali tubuh Natha kedalam kamar. Ia tahu saat ini nafas Natha telah sesak karena paru-parunya juga telah terkena penyebaran kanker. Ia harus membawa Natha kekamar dan memberi oksigen kepada pemuda itu.

♥♥♥

Adis melangkahkan kakinya menuju ke sebuah kafe yang tak jauh dari sekolahnya. Ia menerima ajakan Dinda untuk ketemuan di sana walaupun sebenarnya ia sangat enggan. Ia tak siap mendengar Dinda bila gadis itu membicarakan Natha. Karena bisa di pastikan ia akan cemburu.

Setelah menghirup nafas dalam, akhirnya Adis menemui Dinda yang telah datang lebih dahulu. Ia langsung mengambil tempat duduk tepat di hadapan Dinda

"Hai..." ucap Adis basa basi..

Dinda yang menyadari kehadiran Adis lalu membalas sapaan Adis tulus.

"Kenapa?" Tanya Adis penasaran.

"Temui Natha.." Jawab Dinda tegas

My Angel (Pinky Promise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang