Adis

6.1K 454 23
                                    

Hari ini Adis sudah masuk kembali kesekolah setelah kemaren ia memutuskan untuk menjaga Bintang di rumah sakit. Sebenarnya Adis masih mau di rumah sakit karena ayah bundanya bekerja dan tak ada yang merawat Bintang. Namun saudaranya itu melarang karena Bintang takut kakaknya itu ketinggalan pelajaran. Lagipula ibunya juga bekerja di rumah sakit tempat Bintang di rawat. Jadi Adis sedikit lega meninggalkan saudaranya itu.

Adis memasuki kelasnya dengan santai. Saat ia hendak duduk, ia melihat Natha duduk di bangkunya. Pemuda itu sedang melamun. Melihat Natha yang seperti itu timbul niat Adis untuk menjahili pemuda itu. Ia mengambil sebuah kertas dan meremasnya menjadi bulat. Setelah itu Adis melemparnya ke kepala Natha. Namun bukannya membalas Natha hanya diam saja. Dia tak menanggapi perlakuan Adis seperti biasanya.

Karena penasaran, Adis lalu menghampiri pemuda itu. Ia lalu duduk disamping Natha dan menggebrak meja pemuda itu.

"Woi.. lo kenapa? Kesambet?" Ucap Adis ditelinga Natha

Natha yang terkejut lalu menatap Adis tajam.

"Ga lucu tau ga.." ucap Natha.

Lalu pemuda itu keluar begitu saja dari kelas setelah mengecek ponselnya.

Adis hanya menghela nadasnya. Sifat Natha benar-benar aneh. Ini bukan seperti Natha yang dikenalnya.


♥♥♥

Natha memasuki ruangan Bimo dengan tatapan kosong. Kakeknya tersebut telah mengetahui apa yang menimpa cucu kesayangannya itu tadi malam. Untuk itu saat ini ia meminta cucunya itu untuk menemuinya.

Bimo langsung menyambut cucunya itu dengan pelukan hangat. Namun Natha hanya diam. Ia tak membalas pelukan satu-satunya orang yang di sayanginya tersebut.

"Bicara nak.." ucap Bimo setelah mereka berdua duduk di sofa yang terdapat di ruangan tersebut.

Natha hanya menundukkan kepalanya. Ia tak tahu harus bicara apa.

"Natha.. opa tahu apa yang kamu rasakan. Tapi jangan kaya gini nak. Kita pasti bisa melewati semuanya."

Tak terasa sudut air mata Natha mengeluarkan setetes air mata. Setelah itu ia mengangkat kepalanya menghadap sang kakek.

"Emang belum cukup apa yang aku alami selama ini opa? Sekarang udah ditambah lagi."

Kali ini ia benar-benar menangis. Setelah sekian lama ia diam. Namun saat ini tidak lagi. Natha udah tak sanggup.

"Hei.. kamu itu cucu Bimo Ardhani. Ga boleh cengeng." Ucap Bimo menepuk pundak Natha.

Perlahan Natha menghapus air matanya. Ia menatap Opanya sendu.

"Opa, aku mohon jangan kasih tahu sama siapa-siapa termasuk papa."

Bimo sedikit terkejut. Lalu ia mendekat kearah cucunya itu.

"Ini ga main-main Natha. Ini kanker. Ayah kamu harus tahu."

"Ga akan ada bedanya opa. Dia ga akan peduli."

Bimo terdiam. Natha benar. Bahkan ketika istrinya meninggal saja Zian ayah Natha tidak hadir. Ia yakin walaupun Bimo memberitahukan kalau anaknya sakitpun Zian tak akan peduli.

"Kalo begitu kamu tinggal sama opa."

Natha hanya diam. Sebenarnya ia tak mau harus tinggal bersama opanya. Namun ia tak ada pilihan lagi.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now