Adis

6.2K 449 16
                                    

Setibanya di rumah sakit, Bintang langsung di larikan ke ruangan rawat darurat. Ia langsung diberikan perawatan intensif oleh Jasmine dan timnya.

Sementara Adis menunggu di luar ditemani sang ayah. Gavin terus memeluk putrinya itu. Dia tahu apa yang dirasakan Adis. Sangat tahu sekali. Karena ia juga merasakan hal yang sama.

"Yah? Bintang," lirih Adis.

Gavin hanya bisa menenangkan putrinya tersebut dengan mengusap-usap punggung Adis.

"Kamu berdoa ya, doain agar tak terjadi apa-apa sama Bintang."

Adis lalu mengangguk. Kemudian ia memejamkan matanya. Ia berdoa untuk Bintang di dalam hatinya.

Setelah itu, Jasmine keluar dari ruang gawat darurat diikuti dengan Bintang yang di didirong di atas sebuah ranjang.

"Gimana keadaan anak kita?"

Jasmine lalu menghela nafasnya.

"Asam lambungnya naik. Sepertinya ia harus dirawat tiga hari di sini."

"Tapi dia gak papa 'kan, Bun?"

Jasmine lalu mengangguk sambil mengusap pipi Adis lembut.

"Gak papa. Ayo kita ke ruangan Bintang."

Adis dan Gavin hanya mengangguk. Mereka lalu memasuki kamar VIP tempat Bintang dirawat.

Setelah memasuki ruangan. Mereka langsung melihat Bintang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Masih nampak wajah lelah di wajah pemuda itu karena efek sakit juga karena ketakutannya pada jarum. Tapi mau tidak mau ia harus diinfus.

"Jagoan ayah sudah baikan?" tanya Gavin begitu melihat putranya tersebut.

Bintang lalu mengerucutkan bibirnya. Lalu ia menatap ayahnya sendu.

"Gak yah. Pokoknya aku gak mau masuk rumah sakit lagi."

Gavin terkekeh mendengar penuturan Putranya itu. Memang dari kecil Bintang paling tidak suka hal-hal berbau rumah sakit. Dan bisa dikatakan ia sangat phobia dengan yang namanya jarum. Dan bisa dikatakan ini adalah pertama kalinya ia masuk rumah sakit. Karena biasanya ia hanya demam biasa dan hanya diobati di rumah oleh Jasmine.

"Makanya jangan bandel lagi. Makan yang teratur biar gak sakit," ucap Jasmine tiba-tiba.

"Bun, Bintang lagi sakit. Jangan dimarahin!" Adis tiba-tiba memotong.

"Kamu juga Adis. Jangan belain Bintang. Bunda juga tahu kamu juga sering makan gak teratur. Jangan sampai kaya gini juga. Kamu sendiri entar yang rugi."

"Salah lagi."

Gavin hanya menggeleng melihat istrinya. Karena Jasmine sangat tegas kalau mengenai kesehatan keluarganya.

"Ssshhh ...."

Bintang meringis memegangi perutnya disaat Jasmine masih saja mengomel. Mendengar anaknya meringis kesakitan, Jasmine langsung mendekati Bintang.

"Sakit lagi?"

Bintang hanya mengangguk. Jasmine lalu naik ke atas tempat tidur Bintang. Ia lalu mengusap-usap perut Bintang dan menyanyikan lagu pengantar tidur sampai akhirnya Bintang memejamkan matanya.  Adis dan Gavin lalu duduk di sofa di ruangan tersebut dengan posisi Adis tidur di atas paha Gavin.

Setelah Jasmine merasa Bintang tertidur. Ia lalu bangun dan mengecup kening Bintang sekilas. Setelah itu ia turun dari ranjang dan bergabung dengan suami dan anaknya.

♥♥♥

Aeera berjalan uring-uringan menuju kantin. Ia sangat tidak semangat karena hari ini ia tidak melihat Bintang di sekolah. Bukan cuma Bintang, namun Adis juga. Ia benar-benar tidak tahu Bintang kenapa. Soalnya ponsel pemuda tersebut juga tidak aktif. Aeera benar-benar khawatir tentang hal itu.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now