Adis

6.3K 426 22
                                    

Natha merasakan bagian tubuh belakangnya begitu sakit. Sakit yang akhir-akhir ini selalu mengganggunya terlebih disaat ia hendak tidur seperti sekarang. Sakitnya bahkan menjalar sampai kepersendiannya. Sampai-sampai seprei yang tadinya rapi sekarang sudah tak berbentuk karena remasan tangan Natha.

Natha menggigil. Ia tak tahu sakitnya bahkan membuatnya demam seperti sekarang ini. Rasanya sungguh menyiksa apalagi tak ada orang tua yang membantunya menghadapi semua ini. Natha merasa seperti orang paling menyedihkan dimuka bumi ini.

Karena sakit yang tak terhingga, akhirnya Natha bangun dari tidurnya. Ia lupa kalau obat penghilang rasa sakit yang diberikan dokter padanya ia tinggalkan di ruang keluarga. Dengan terpaksa, akhirnya ia harus menuruni tangga dari lantai dua untuk mengambil benda ajaib tersebut.

Natha berjalan terseok-seok. Ia melangkah perlahan untuk menuruni anak tangga.

Akhirnya dengan tenaga tersisa, Natha sampai di ruang tamu. Ia masih harus berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Setibanya di dapur, Natha lalu mengambil gelas. Namun ketika hendak mengisi gelas tersebut dengan air, rasa sakit itu kembali datang hingga gelas yang sedang berada di tangan Natha terjatuh bersamaan dengan tumbangnya pemuda itu.


♥♥♥

Natha mengerjapkan matanya. Ia lalu melihat ke arah jam. Ternyata sudah pukul enam pagi. Natha baru sadar kalau saat ini ia berada di kamar orang tuanya. Ia lalu mengingat-ingat, setahunya tadi malam ia berada di dapur dan tiba-tiba penyakitnya kambuh. Ia berniat untuk berdiri. Namun ketika tangannya bertumpu di belakang, ia merasakan sakit yang luar biasa. Karena penasaran, ia melihat tangannya. Ternyata sudah di balut perban. Natha masih heran dengan apa yang menimpanya. Hingga masuklah seseorang ke dalam kamar tersebut.

"Den Natha sudah bangun?"

Natha langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ternyata asisten rumah tangganya masuk membawakan segelas susu dan roti.

"Saya 'kan gak suka susu Bik?" Natha sedikit kesal.

Namun pembantunya itu tetap meletakkan susu tersebut di atas meja.

"Kata Tuan besar mulai hari ini Den Natha harus minum susu secara rutin."

Natha hanya diam. Setelah itu, ia melihat asisten rumah tangganya itu hendak keluar.

"Tunggu Bi ...."

Wanita paruh baya yang bernama Bi Asih tersebut langsung berhenti dan berbalik ke arah Natha.

"Kenapa, Den?"

"Kenapa saya bisa tidur di sini? Terus ini kenapa?" tanya Natha sambil menunjuk tangannya yang diperban.

"Anu, Den. Tadi malam Den Natha pingsan dan menimpa pecahan kaca."

Natha sedikit terkejut. Namun setelah itu ia menganggukkan kepalanya.

"Makasi, Bik."

Bibik tersebut lalu mengangguk dan meninggalkan Natha yang masih mengumpulkan nyawanya.

Sepeninggal Bibik, Natha memutuskan untuk mandi. Karena hari ini ia tetap akan pergi sekolah. Karena hanya di sekolah ia merasa tidak kesepian.


♥♥♥

Natha melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah. Namun untuk menuju kelasnya ia harus melewati lapangan basket. Nampak beberapa siswa sedang bermain basket termasuk Satria.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now