Adis

5.6K 441 8
                                    

Adis membantu Natha untuk turun dari tempat tidur kamar rawatnya. Hari ini pemuda itu akan pulang ke rumah karena ia sudah tak betah di rumah sakit.

Adis memapah tubuh Natha ke kursi roda yang tadi dipersiapkan. Dengan hati-hati dia mendudukkan Natha ke atas kursi roda.

"Mesti amat ya pake ini. Gue belum lumpuh."

Natha mengerucutkan bibirnya lucu. Yang membuat Adis malah terkekeh.

"Tuh bibir jangan dimonyong-monyongin. Gak pantes. Udah biasa aja."

Adis lalu membereskan semua perlengkapan Natha. Setelah itu ia mulai mendorong kursi roda Natha. Bersamaan dengan itu, Bimo juga muncul di balik pintu. Kakek Natha tersebut baru saja menyelesaikan administrasi rumah sakit.

"Udah siap?" tanya Bimo

"Udah Opa," jawab Natha singkat.

Akhirnya mereka keluar dari rumah sakit menuju ke kediaman Bimo. Karena seperti rencana semula, mulai saat ini Natha harus tinggal di ruman Bimo karena hanya itu yang bisa dilakukan Bimo agar bisa terus memantau Natha.

Natha duduk di kursi belakang ditemani Adis. Sedangkan Bimo mengendarai mobil. Natha sesekali menghela nafasnya berat. Karena hari ini ia akan bertemu lagi dengan omanya.

Flashback

"Mas, anak itu kenapa dibawa kesini lagi, sih? Udah tahu aku ga suka."

Natha hanya diam. Diumurnya yang masih sepuluh tahun ia sudah diacuhkan begitu saja oleh orang tuanya karena sibuk. Hanya Bimo yang peduli padanya. Karena itu, Bimo lalu membawa Natha kecil ke kediamannya bersama sang istri. Lina sang istri memang tidak bisa menerima kehadiran Natha karena ia tak menyukai ibu Natha. Menurutnya,  Andara yang seorang artis tidak pantas menikah dengan Zian anaknya. Lina tak merestui hubungan mereka berdua karena menurutnya Andara bukan wanita baik-baik dan menyukai dunia malam. Untuk itu, sejak mereka berdua menikah, dan memiliki Natha, Lina tak pernah menerima Natha, karena ia tak brgitu yakin kalau Natha benar-benar cucunya.

Natha terus menyembunyikan tubuhnya dibelakang Bimo.  Karena walaupun masih sepuluh tahun, ia tahu kalau omanya tidak menyukainya.

"Natha, salim sama Oma," minta Bimo.

Akhirnya, dengan takut-takut Natha mendekati Lina dan menjulurkan tangannya. Namun dengan kasarnya Lina lalu menghempaskan tangan Natha.

"Jangan sentuh aku!'

Lina lalu meninggalkan Natha yang masih mematung.

"Opa yakin mau bawa aku ke rumah Oma?"

Bimo lalu melirik Natha dari spion dan mengangguk. Natha hanya bisa pasrah. Ia tak yakin kehidupannya akan lebih baik di sana.

"Kenapa sih lo? Gelisah banget. Kaya mau kemana aja " ucap Adis heran.

Natha lalu menatap wajah Adis lekat.

"Kepo banget sih lo," jawabnya.

Adis lalu mengerucutkan bibirnya karena jawaban Natha barusan.

"Bibir gak usah dimonyong-monyongin. Gak pantes." Natha menirukan jawaban Adis di rumah sakit.

"Ih, Natha ...."

"Apa lo?"

"Sudah-sudah, kalian berdua ribut terus." Lerai Bimo.

Adis dan Natha yang yang sedang berdebat akhirnya dihentikan oleh oleh Bimo. Setelah itu mereka disibukkan oleh pikiran masing-masing.

My Angel (Pinky Promise)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora