Adis

5.7K 407 59
                                    

Saat ini? Dinda, Adis, Bintang, dan Aeera sedang berada di kamar Natha. Kondisi pemuda itu semakin lama semakin memprihatinkan. Bahkan tadi ia sempat muntah darah yang membuat orang-orang yang berada di sana cukup kaget.

Seharusnya saat ini Natha harus di bawa kerumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif, namun pemuda tersebut mati-matian menolak dan lebih memilih menahan rasa sakitnya di rumah. Oma Natha bahkan sempat pingsan melihat penderitaan cucunya. Untung saja beliau pingsan di dapur sehingga Natha tak melihat sama sekali.

Adis yang daritadi menggenggam tangan Natha juga tak kalah takutnya. Gadis itu melihat sendiri bagaimana Natha menahan sakit yang teramat dalam sampai ia tak sadar kalau i telah buang air. Dan Adis tak tega melihatnya. Gadis itu sampai tak mau pulang dan lebih memilih menemani Natha di rumah pemuda itu. Adis bahkan membawa sebagian bajunya kerumah Natha dan berangkat sekolah dari sana. Sepulang sekolah ia langsung kembali kerumah Natha tentunya dengan diantar jemput Bintang.

"Nath, bagi semua sama gue. Gue rela." Ucap Adis melihat nafas Natha yang tersengal-sengal. Pemuda itu seperti meringis namun tak bersuara.

Pemuda itu geleng-geleng menandakan ia tak mau membagi semua itu kepada kekasihnya itu.

"Nat, kamu mau apa? Apa yang bisa aku bantu?" Ucap Dinda yang berdiri di samping Adis.

"Satt ttiaa..." ucap Natha tertatih. "Min tha maa af ke Sshhatria." Ucapnya susah payah.

Adis dan Dinda saling pandang. Sudah berbagai cara mereka lakukan agar Satria mau menemui Natha. Bahkan Adis sempat memohon agar kepada pemuda itu, namun hasilnya nihil.

"Aku yakin Satria maafin kamu kok. Tapi dia cuma ga bisa kesini aja." Ucap Dinda berusaha menghibur. Namun pemuda itu tak percaya begitu saja. Natha menggelengkan kepalanya cepat.

"Nath, lo nangis?" Tanya Adis bergetar.

"Gue capek..." Jawab pemuda itu pelan. Bahkan sangat pelan.

"Lo udah nyerah?" Tanya Adis semakin bergetar.

Natha menggeleng cepat yang membuat Adis langsung memeluknya.

Pemuda itu hanya tersenyum tanpa bisa membalas pelukan kekasihnya itu.

"Aku terharu Bi..." Ucap Aeera di pelukan Bintang.

Bintang yang mendengar penuturan kekasihnya hanya mengangguk dan memeluk Aeera. Tak tahu kenapa tiba-tiba tubuh pemuda itu berkeringat dingin.

"Bintang ga papa?" Tanya Aeera khawatir.

"Aku ga papa." Ucapnya cepat. Pemuda itu hanya terlalu gugup melihat Natha.

Brrakk

Aktifitas mereka terhenti ketika seseorang membuka pintu kamar dengan kasar sehingga membuat siapapun yang berada di sana nenoleh.

Mereka sangat terkejut melihat siapa yang berdiri dipintu. Tak terkecuali Natha. Pemuda bahkan terpaku dan tak bicara apapun.

"Brengsek..." ucap orang tersebut sambil mendekati Natha.

Adis yang duduk di kursi langsung berdiri dan memberi ruang kepada orang tersebut agar lebih dekat dengan Natha.

"Ga bisa ya lo ga bikin gue semakin bersalah." Ucap orang tersebut sambil duduk di kursi yang tadinya di duduki Adis.

"Sat tria..." ucap Natha pelan. Air mata pemuda itu sampai meleleh melihat pemuda yang tak lain adalah Satria itu menemuinya.

"Sh*t... jangan nangis please...." ucap Satria mengacak rambutnya frustasi.

"Maa  aaff...." Ucap Natha bergetar

"Nath, ini bukan lo banget. Please, jangan minta maaf. Lo ha salah. Gue yang salah, gue egois. Gue.. gue cuma iri sama lo. Lo memiliki segalanya. Namun setelah gue sadari, ternyata gue salah. Gue iri sama orang yang salah karena lo emang pantas bahagia. Lo pantas bahagia...." ucap Satria pelan. Bisa dilihat mata pemuda itu berkaca-kaca.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now