Adis

4.9K 365 24
                                    

Bintang memasuki ruangan Jasmine dengan wajah pucat. Bukan karena penyakitnya kambuh, namun karena ia baru saja melihat pemandangan yang begitu menyakitkan. Bukannya ia takut melihat Natha kesakitan. Tapi lebih ke takut kalau ia akan merasakan hal yang sama.

Bintang duduk di hadapan ibunya. Pemuda itu memasuki ruangan ibunya tersebut tanpa mengucapkan salam. Membuat Jasmine sedikit khawatir.

"Kamu kenapa? Perut kamu sakit?" Tanya Jasmine khawatir.

Bintang hanya diam. Ia tak menjawab pertanyaan Jasmine. Pemuda itu hanya menunduk. Tapi wajahnya sangat pucat.

"Bintang, penyakit kamu kambuh? Sini bunda periksa." Ucap Jasmine semakin khawatir.

Bintang menghela nafasnya. Kemudian perlahan ia mengangkat wajahnya sehingga Jasmine bisa dengan jelas melihat wajah pucatnya.

"Bun, aku ga mau kalau nanti harus camo.." ucapnya tegas.

Jasmine sedikit terkejut mendengar pernyataan anaknya itu. Tapi sebisa mungkin ia bersikap tenang. Ia tak mau Bintang semakin tertekan.

"Bintang kok ngomong gitu? Emang kamu tahu camo itu seperti apa?" Tanya Jasmine setenang mungkin.

"Aku tahu bun. Aku lihat Natha..."

Jasmine terperanjat. Ia tak mengerti kenapa Bintang bisa melihat Natha. Padahal ia tak memberitahu apapun bahkan kepada putrinya sekalipun.

"Kamu kok tahu Natha camo?" Tanya Jasmine penasaran.

"Aku kesini sama kak Adis bun.."

Jasmine menghela nafasnya. Ia sampai tak kefikiran. Adis memang dekat dengan Natha. Jadi wajar saja bila putrinya itu mengetahui kalau Natha melakukan kemoterapi pertamanya hari ini.

"Kamu tenang dulu. Bunda akan usahain yang terbaik. Yang penting sekarang obatnya harus diminum. Jangan lupa."

Bintang kembali menunduk. Tak terasa air matanya telah mengalir di sudut matanya.

Jasmine yang menyadari gelagat aneh anaknya itu langsung mendekati Bintang. Ia lalu mengangkat dagu Bintang dengan tangannya.

"Bintang nangis?" Ucao Jasmine lembut

Bintang langsung memeluk tubuh Bundanya itu erat. Saat ini ia menyadari kalau ia sangat rapuh.

"Apa aku akan mati Bun?" Ucapnya di sela-sela tangisnya.

Jasmine yang mendengar hal itu lalu melepaskan pelukannya. Ia lalu menghapus air mata di pipi putranya itu.

"Bintang akan baik-baik saja. Kamu akan sembuh." Ucap Jasmine bergetar.

Bintang hanya mengangguk. Ia akan berusaha semampunya. Semuanya demi keluarganya.

Beberapa saat kemudian, Bintang menyadari kalau ponselnya bergetar. Ia lalu mengeceknya. Ternyata ada sebuah pesan dari Dinda. Memang ketika Dinda kembali kepada orang tuanya, gadis itu langsung meminta nomor ponsel Bintang.

DindaPradipta : bisa ketemuan ga? Aku di cafe starlight..

Bintang kembali memasukkan ponselnya kedalam kantong. Kemudian ia menatap Jasmine lembut

"Bun, aku mau izin ketemu Dinda boleh ga?" Tanya Bintang penuh harap.

"Kamu yakin? Saat ini kamu sedang kacau. Bunda ga mau kamu tambah drop." Ucap Jasmine khawatir.

"Aku ga papa bun. Aku janji cuma sebentar. Bunda tenang aja."

"Yaudah, kamu hati-hati. Obatnya jangan lupa di bawa."

My Angel (Pinky Promise)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon