Epilog

8.6K 447 51
                                    

Makam itu masih basah. Setelah satu jam yang lalu tubuh yang telah tak bernyawa itu terkubur dengan seluruh kenangan yang ikut bersamanya.

Suana begitu sendu. Bahkan diiringi rintik hujan yang membuat orang-orang ingin meninggalkan tempat itu segera.

Tapi tidak dengan gadis yang memakai pakaian hitam-hitam itu. Ia masih betah disana. Ia meringkuk di samping makam sambil sesekali menciumi nisan tempat peristirahatan kekasihnya tersebut. Adis menangis. Ia mengingkari janjinya untuk tidak menangis di makam Natha.

"Dis, pulang yuk..." ucap Aeera yang dengan setia menemani gadis itu.

"Bahkan keluarga gue pun ga peduli kak." Ucap Adis bergetar. Suaranya hampir tak terdengar.

"Ga benar Dis. Mereka sayang sama lo." Ucap Aeera lembut.

"Sayang. Kalo sayang mereka ga akan ngebiarin gue sendiri mengalami masa-masa sulit gue." Ucap Adis. Ia menatap Aeera nanar.

"Lo tenang ya.. ada gue. Gue akan selalu ada di samping lo." Ucap Aeera sambil memeluk tubuh Adis erat.

"Gue butuh Natha kak. Cuma dia yang peduli sama gue."

"Gue tahu.... gue anter pulang ya."

"Gue ga tau rumah gue dimana..."

Aeera tersentak. Tak menyangka kalau Adis akan akan mengalami ini semua. Tapi sekarang tugasnya hanya menenangkan gadis itu. Seperti janjinya kepada Bintang.

"Pulang kerumah gue ya..." ucap Aeera lembut.

Adis yang sedang menciumi nisan Natha menatap Aeera sendu. Kemudian gadis itu mengangguk.

♥♥♥

Adis berjalan memasuki kawasan rumah Natha. Hari ini tepat tujuh hari kematian Natha. Untuk itu, omanya yang tak lain adalah Lina memutuskan untuk mengadakan acara tujuh harian untuk mendoakan agar Natha ditempatkan di tempat terbaik disisiNya.

Perlahan Adis melangkah memasuki pintu utama rumah kediaman Ardhani tersebut. Tampak beberapa orang tengah melantunkan surat Yasin dengan khusuk. Adis memperhatikan sekeliling. Ia melihat oma sedang menunduk sambil berdoa. Perlahan Adis mendekati wanita yang hampir memasuki usia lanjut tersebut dan duduk di sampingnya.

"Oma..." ucap gadis itu lembut.

Oma yang sedang menunduk mengangkat wajahnya perlahan.  Ia tersenyum lembut kearah Adis. Tapi walau bagaimanapun masih tampak kalau mata wanita tersebut sembab. Adis berani taruhan kalau oma Lina baru saja menangis.

"Kamu datang?" Tanya oma Lina lembut.

"Ga mungkin aku ga datang oma. Aku akan selalu ngunjungin Oma.  Seperti janjiku sama Natha." Jawab Adis sendu.

Flashback

Adis mendorong kursi roda Natha menuju taman rumah sakit. Ini adalah hari kedua sejak pertama kali mereka pacaran. Untuk itu, Natha memaksa Adis untuk membawanya ketaman. Padahal kondisi pemuda itu masih sangat lemah.

"Indah ya Nath..." ucap Adis tersenyum

Ia meletakkan kursi roda Natha tepat di hamparan taman bunga rumah sakit.

"Iya... gue ga nyangka kalau ini masih dirumah sakit." Ucap Natha sambil tersenyum.

"Ini buat lo?" Ucap Adis meletakkan setangkai bunga matahari yang baru saja dipetiknya di pangkuan Natha.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now