Adis

5.5K 423 21
                                    

Natha POV

"Natha tolongin aku..."

Gue terus menelusuri dari mana sumber suara tersebut. Gue tahu kalau suara itu berasal dari suara gadis yang sangat gue sayangi.

"Natha... sakit... jangan..."

Suaranya semakin memilukan. Namun gue tak kunjung menemukannya. Yang gue lihat disana hanya hanya sebuah tembok yang besar. Gue mencoba mendaki tembok tersebut, tapi rasanya terlalu licin.

"Natha..."

Terdengar seseorang memanggil gue. Ketika gue menengok kebelakang, sebuah pukulan langsung menghantam pipi kiri gue.

"Satria..." ucap gue.

Satria menatap gue tajam. Sepertinya dia kelihatan sangat marah sekali.

"Lo pembunuh Natha... lo pembunuh.."

"Sat, lo ngomong apa?"

"Pembunuh....pembunuh...pembunuh.."

"Gue bukan pembunuh...."

Nafas gue tersengal. Rasanya punggung gue sangat sakit karena gerakan reflek gue bangun dari tempat tidur.

"Kamu kenapa sayang?"

Gue menatap kesamping, gue lihat oma telah berdiri disana dengan wajah khawatir.

"Minum oma.." ucap gue parau.

Oma lalu mengambilkan minum yang berasa diatas nakas dan menyodorkan ke gue. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, gue lalu meminum minum yang di sodorkan oma tersebut.

"Kamu kenapa sayang?' Tanya oma lembut.

"Natha mimpiin Dinda oma. Di mimpi Natha dinda minta tolong. Suaranya sangat memilukan." Ucap gue.

Oma lalu mendekati gue. Dia duduk di pinggir tempat tidur gue dan mengusap pelan rambut gue.

"Dinda sudah tenang disana. Kamu harus ikhlas." Ucap oma lembut.

Gue hanya diam. Rasanya gue ga percaya kalau Dinda sudah tidak ada. Karena gue ga ngeliat wajahnya dan ga tau makamnya dimana.

"Oma, Satria benci banget sama Natha. Dia bilang Natha penyebab semuanya."

"Maafin oma ya sayang. Kamu harus mengalami hal sesulit ini sendiri."

"Sudahlah oma. Semuanya udah berlalu. Yang penting sekarang oma sayang sama aku."

Oma tertegun, setelah itu beliau memeluk tubuh gue lembut.

"Ini semua juga berkat Dinda sayang." Jawab oma.

Gue sedikit teekejut. Gue lalu memepaskan pelukan oma untuk meminta penjelasan.

"Maksud oma?" Tanya gue.

Oma hanya tersenyum. Setelah itu beliau kembali berdiri.

"Nanti kamu juga pasti paham. Sekarang oma mau nyiapin makanan buat kamu dulu."

Gue hanya bisa menghela nafas dan mengangguk. Setelah itu oma beranjak dari kamar gue.

Karena bosan, akhirnya gue memutuskan untuk keluar kamar. Perlahan gue menurunkan kedua kaki gue ke lantai. Lalu gue berdiri. Ketika hendak melangkah, rasanya kaki gue terasa sangat kaku. Gue ga bisa melangkah. Rasanya juga sangat ngilu. Gue sangat takut. Apakah gue mulai lumpuh?

Gue harus bisa. Ga boleh lemah. Gue ga mau kalah sama penyakit sialan ini. Akhirnya dengan sekuat tenaga gue melangkah kali. Dan kali ini berhasil. Gue lalu mencoba lagi dengan kaki sebelahnya. Namun kali ini gue gagal. Gue terjatuh kelantai. Bersamaan dengan itu, punggung gue juga kembali sakit. Dengan tenaga yang tersisa, gue lalu ngesot menuju tembok kamar gue. Gue menggeser tubuh gue sedikit demi sedikit kedepan. Namun ketika baru setengah perjalanan, aksi gue di hentikan dengan masukknya seorang cewek yang sudah tak asing lagi buat gue.

My Angel (Pinky Promise)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن