Bintang

5.1K 368 20
                                    

Satria mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Fikirannya sangat kacau. Rasanya saat ini ia seperti bermimpi. Mimpi yang sangat tidak masuk akal. Ia tak mempercayai ini. Singguh Satria tidak percaya.

Ia melihat cewek yang selama ini dicintainya dengan sepenuh hati masih hidup. Ia melihat sendiri dengan mata kepalanya perempuan itu nyata. Hal yang seharusnya membuat Satria senang. Namun semuanya seakan sirna. Ia melihat kilat kebencian di mata Dinda. Dan itu semua ditujukan kepadanya. Mata teduh yang dulu selalu menenangkannya sudah tak terlihat. Itu semua karena Natha.

Satria mengumpat. Ia sangat membenci ini. Ia sangat membenci Natha. Natha akan selalu menjadi duri dalam daging di kehidupan Satria. Ia selalu kalah. Dimana ada Natha sudah dipastikan Satria selalu menjadi nomor dua. Termasuk saat ini. Ia telah berusaha membangun image baik di sekolah, tetapi tetap saja Natha yang selalu di sanjung.

Satria terus menginjak pedal gas mobilnya, hingga tak sengaja ua hampir saja menabrak seseorang kalau saja ia tak segera menginjak pedal rem. Satria mengumpat. Dengan kasar ia keluar dari mobil. Emosinya sudah di ubun-ubun. Rasanya ia ingin melempar siapan yang menyebrang tiba-tiba tersebut ke luar angkasa.

"Jalan lihat-lihat dong. Mau mati lo?" Umpat Natha.

Orang tersebut berdiri setelah membereskan buku-bukunya yang berserakan.

"Lo tu yang harusnya hati-hati. Ini bukan jalan... Satria?" Ucap orang tersebut kaget.

Satria hanya menatapnya malas. Setelah itu ia berniat untuk kembali ke dalam mobil. Sungguh ia muak bila harus berurusan dengan orang itu.

"Satria tunggu..." ucap orang tersebut.

Satria yang merasa di panggil kembali berbalik. Sungguh ia membenci ini.

"Apalagi... kalo lo mau nyeramahin gue gue ga ada waktu."

"Siapa yang mau nyeramahin lo? Orang gue mau nebeng." Ucap orang tersebut tanpa dosa.

"Gue mau pulang. Lo sendiri aja." Ucap Satria melanjutkan langkahnya.

Namun gadis itu tetap gigih. Ia terus mengikuti Satria hingga pemuda itu memasuki mobilnya.

"Aeera keluar..." ucap Satria tanpa menoleh kearah Satria.

"Gue ga mau. Gue mau numpang." Ucap Aeera tak mau kalah.

"Keluar.. gue ga mau ada kekerasan. Gue minta keluat sekarang." Ucap Satria menunggi.

Aeera tetap kekeh. Ia lalu memasang sabuk pengaman.

Satria lalu memukul setir mobilnya kesal. Setelah ituia mengemudikan mobilnya dengab sangat kencang.

Jujur Aeera sedikit takut. Namun ia tetap bertahan. Tak tahu kenapa ia melihat ada raut kesedihan di mata Satria. Dan ia tak tahu kenapa.

Tak berselang, tiba-tiba ponsel Aeera berbunyi. Setelah gadis itu mengangkatnya, wajahnya berubah sedih.

"Kerumah sakit please!" Ucap Aeera sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

Satria tersenyum miring. Ia tahu ini semuanya ada hubungannya dengan Natha. "Lagi-lagi Natha..." ucapnya dalam hati.

♥♥♥

Adis menyandarkan kepalanya di pundak Bintang. Kembarannya itu langsung menyusul kerumah sakit begitu mengetahui Natha kembali drop.

Gadis itu dari tadi hanya diam. Ia tak banyak bicara. Bintang yang berada disampingnya sangat prihatin. Tak pernah ia melihat kakanya itu seperti itu. Adis seperti kehilangan semangat hidup.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now