Adis

5.3K 391 43
                                    

Adis menepuk-nepuk pipi Natha yang perlahan menutup dengan sebelah tangannya. Orang-orang di sekitar sudah bergerumun melihat Natha yang tiba-tiba pingsan. Begitupun Adis. Gadis itu langsung keluar begitu seseorang memberitahu kalau diluar ada yang tak sadarkan diri. Ia langsung teringat Natha. Ternyata dugaannya benar. Orang tersebut adalah Natha. Gadis itu begitu panik. Karena tadi sepeninggalannya Natha baik-baik saja. Bahkan mereka masih sempat cekcok.

"Nath, please bangun. Jangan buat gue panik." Ucap Adis panik.

Namun ketika Adis masih menepuk-nepuk pipi Natha. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu mendekatinya dan memberikan minyak kayu putih.

"Coba pake ini mbak. Mana tau bangun." Ucap Ibu tersebut.

Adis langsung menerima minyak kayu putih tersebut dan mendekatkannya kehidung Natha

"Makasi buk." Ucap Adis yang dijawab anggukan oleh ibu itu.

Tak lama, kepala Natha mulai bergerak. Natha membuka matanya perlahan

"Din da..." ucapnya pelan.

Adis yang mendengar hal tersebut tersentak. Hatinya sakit mendengar nama Dindalah yang pertama di sebut Natha ketika bangun. Namun saat ini ia harus membuang perasaan itu. Yang penting sekarang ia harus segera membawa Natha pulang kerumahnya.

"Mas, bantuin saya mapah dia kemobil ya?" Ucap Adis kepada salah satu laki-laki yang berada di sana.

Laki-laki tersebut langsung membantu Natha berdiri dan memapah pemuda itu menuju mobil.

"Makasi mas." Ucap Adis tulus.

"Sama-sama..." ucap laki-laki terebut.

Setelah itu semua orang lalu membubarkan diri dan hanya menyisakan Adis dan Natha. Adis lalu duduk di sebelah Natha. Ia melihat mata Natha masih terpejam. Pemuda itu masih diantara sadar dan tidak sadar.

"Nath, apa yang sakit?" Tanya Adis khawati.

Natha lalu membuka matanya separo. Pemuda itu kelihatan seperti sedang mabuk.

"Semuanya sakit..." jawab Natha parau.

Adis lalu memeriksa mobil Natha untuk mencari obat pemuda itu. Namun tak kunjung ketemu.

"Nath, obat lo dimana?"

Natha lalu menunjuk kantong celananya. Akhirnya dengan terpaksa Adis mengambilnya dan langsung memimumkannya kepada Natha. Kebetulan di mobil Natha selalu tersedia air minum.

Beberapa saat kemudian, kesadaran Natha berangsur pulih. Pemuda itu tak lagi sepucat tadi. Natha bahkan sempat heran kenapa ia bisa seperti ini.

"Kok lo nyetir?" Ucap Natha ketika mereka sudah diperjalan dan melihat Adis sudah mengemudikan mobilnya.

"Tadi lo pingsan." Jawab Adis singkat.

Natha kembali mengingat apa yang terjadi. Setelah itu barulah ia mengingat semuanya.

"Dinda...." gumamnya pelan.

"Siapa Dinda?" Tanya Adis penasaran.

"Bukan urusan lo.."  jawab Natha enteng.

Adis sangat terkejut mendengar jawaban Natha. Hatinya sangat sakit. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena nyatanya ia bukan siapa-siapa Natha. Ia hanya orang yang di suruh ibunya menemani Natha, tak lebih.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sesekali Natha melirik Adis yang fokus menyetir. Ia menyadari ucapannya sangat keterlaluan. Tak seharusnya ia berbicara seperti itu. Karena biar bagaimanapun Adis selalu ada untuknya walaupun mereka berdua tak pernah akur.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now