Adis

4.8K 379 10
                                    

'Huek....'

Sudah tak terhitung lagi dari tadi Natha memuntahkan isi perutnya. Kemoterapi yang dijalani saat ini dua kali lipat lebih sakit dari pada yang pertama di rasakannya. Wajah pemuda itu memerah karena efek obat yang di masukkan ke tubuhnya.

Natha sangat menderita. Ditambah kerontokan rambut akibat kemoterapi tersebut kali ini telah di rasakannya. Ia menyadari saat neneknya mengusap pelan rambutnya. Namun yang terjadi saat Lina mengangkat tangannya. Rambut Natha tertinggal di kepalanya. Dan kebetulan Natha sendiri yang menyadari pertama kali. Awalnya pemuda itu sedikit syok. Namun akhirnya ia menyadari ini adalah resiko yang harus di tanggung Natha dan dari awal Jasmine telah menjelaskan.

"Lo hebat Nath, lo mampu melewati ini lagi." Ucap Adis sambil menegangi wadah penampung muntahan Natha berjaga-jaga kalau pemuda itu muntah lagi.

Benar saja. Belum sempat Natha menjawab pertanyaan gadis itu sesuatu yang berada di perutnys kembali mendesak untuk keluar.

"Huek'

Adis dengan sabar terus menampung muntahan tersebut. Ia membuang rasa jijik yang terdapat di tubuhnya itu jauh jauh.

"Udah dis." Ucap Natha terengah-engah.

Adis tersenyum lembut dan membuang muntahan tersebut ke toilet yang terdapat di ruangan Natha.

Sepeninggal Adis, tak lama masuklah Aeera dan Bintang keruangan tersebut. Pasangan baru tersebut berniat menjenguk Natha. Mereka mengetahui semua ini dari Adis.

Aeera masuk beriringan dengan Bintang. Gadis itu membawa sekeranjang buah di pelukannya.

"Hai Natha.." ucap Aeera memberikan senyuman terbaiknya.

"Hai kak, bro..." ucap Natha berusaha tersenyum.

"Gimana keadaan lo?" Ucap Bintang basa-basi.

"Gini-gini aja bro. Muka aja yang tambah jelek" Ucap Natha berusaha bercanda.

"Ah, Natha, gini aja lo udah ganteng kok." Puji Aeera sambil mengedipkan sebelah matanyanya genit

"Cewek lo bro?" Ucap Natha sambil meledek Aeera.

"Ga tau.. siapa ya?" Jawab Bintang bercanda. Namun wajahnya di buat seserius mungkin.

"Ih, Bintang. Baru aja jadian udh ngeselin lagi."

"Apa?"

Pembicaraan mereka bertiga di hentikan oleh Adis yang tiba-tibs menyambung.

"Kak Adis..." ucap Bintang gelagapan.

"Lo jadian sama kak Aeera?" Tanya Adis histeris.

Aeera menatap Bintang penuh harap sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Sedangkan wajah Bintang memerah. Wajar saja, karena pemuda itu baru pertama kali pacaran. Dan sekarang ia berpacaran sama orang yang seperti Aeera. Yang hiperaktif kalau kata Bintang.

"Ayo dong bi, di jawab pertanyaan calon kakak ipar." Ucap Aeera cengengesan.

"Kakak ipar pala lo peang. Lo itu lebih tua tau kak." Ucap Adis tak terima.

"Biarin. Yang penting Adis bakal jadi kakak ipar aku." Ucap aeera berbinar.

Adis hanya menghela nafasnya berat menanggapi ucapan Aeera. Setelah itu ia kembali menatap Bintang. Ia masih menunggu pernyataan kembarannya itu.

"Iya kak. Gue sama Aeera sudah jadian." Ucap Bintang mantap. Memang sejak ia dan Aeera memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih, Bintang memutuskan memanggil Aeera tanpa embel-embel kakak. Dan Aeera sangat senang mendengarnya.

My Angel (Pinky Promise)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن