Bintang

5.4K 391 15
                                    

Adis memasuki ruangan kelasnya dengan santai. Hari ini ia datang kesekolah cepat waktu karena ia kesekolah bersama Bintang. Pemuda itu sudah kembali bersekolah .

Adis mendudukkan tubuhnya diatas bangku. Dilihatmya suasana kelasnya masih sepi. Baru beberapa dari teman sekelasnya yang datang.

Karena bosan, akhirnya Adis mengeluarkan smart phone nya dari dalam tas. Ia akan bermain game sambil menunggu teman-temannya datang. Ketika hendak membuka aplikasi Game yang hendak dimainkannya, tiba-tiba smartphonenya bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk. Dengan segera Adis membuka pesan tersebut.

Natha Ardhani : hari ini gue camo pertama. Doain ya.. mudah-mudahan gue tetap ganteng.

Adis sedikit terkejut membaca pesan yang baru saja di terimanya. Karena bundanya tak bicara apapun tentang hal ini. Dengan segera ia membalas pesan tersebut.

AdistiShafana : gue boleh kesana nemenin lo?

Pesan tersebut langsung di balas Natha.

NathaArdhani : ga usah, gue ga mau lo ketinggalan pelajaran. Kalo lo mau kesini nanti aja sepulang sekolah.

Adis menghela nafas berat. Kalau sudah begini ia tak bisa apa-apa. Karena antara dia dan Natha memang tak ada hubungan apa-apa. Karena itu ia tak berhak ikut campur terlalu jauh pada kehidupan pemuda itu. Perlahan dimasukkannya kembali ponsel tersebut kedalam tasnya. Adis sedikit tegang. Ia takut kemoterapi yang dijalani Natha tak berjalan lancar.

♥♥♥

Natha pov

Saat ini gue telah berbaring di ranjang rumah sakit. Akhirnya hal yang paling gue takuti selama beberapa hari ini gue rasakan juga. Ini adalah hari gue menjalani kemoterapi yang pertama. Tapi untungnya saat ini oma menemani gue disini. Jadi gue sedikit tenang. Ditambah gue baru saja  menghubungi Adis, dengan pesannya saja memberikan semangat tersendiri bagi gue. Tak tahu kenapa gadis itu akhir-akhir ini selalu menenangkan gue dengan segala tingkahnya.

Lamunan gue di hentikan dengan masuknya tante Jasmine dengan beberapa perawat. Mereka membawa sebuah kereta dorong yang diatasnya terdapat baki yang berisi infus. Juga beberapa suntikan. Gue sudah bisa menebak kalau infus itu berisi obat camo gue.

Perlahan tante Jasmine mendekati gue. Beliau tersenyum kearah gue. Setelah itu ia menfinstruksikan sesuatu kepada perawat. Jantung gue mulai berdebar tak karuan.

"Kamu sudah siap Natha?" Tanya tante Jasmine ramah.

"Sudah dok." Jawab gue formal karena ini adalah rumah sakit.

"Kamu sudah tahu kan sedikit efek samping yang akan kamu terima nantinya. Untuk itu tante berharap kamu tidak kaget nantinya. Kamu harus tenang. Oke.."

"Oke tante." Ucap gue lemah. Biar bagaimanapun, gue tetap tegang. Gue ngeri aja mengingat efek yang akan gue terima nantinya.

"Silakan suster." Ucap Tante Jasmine.

Perawat yang dimaksud lalu mendekati gue. Oma yang sebelumnya berada disamping gue mulai memberi jarak agar perawat tersebut bisa melakukan tugasnya. Sebelum menjarak, oma sempat mencium kening gue terlebih dahulu. Membuat gue semakin yakin kalau beliau benar-benar sudah berubah.

Perawat tersebut mulai menusuk pergelangan gue dengan jarum. Tepatnya mencari pembuluh darah gue. Gue sedikit menjerit karena dia tak kunjung menemukan pembuluh darah gue.

My Angel (Pinky Promise)Where stories live. Discover now