7

116K 9.4K 508
                                    

"Papaaaa...."

Revan membeku mendengar teriakan kelewat ceria memasuki indera pendengarannya.

Sosok bocah kecil dihadapannya, membuat semua inderanya seakan mati. Mengeratkan jari-jarinya pada pegangan kopernya, Revan menelan ludah pelan.

Anak perempuan yang berdiri dengan senyum lebar didepannya ini.

Anaknya.

Ya Tuhan...

"Siapa dek??" Rania berjalan mendekati Acel.

Acel menghampiri mamanya dan berbisik "bukan papa!" Lalu tertawa kecil.

Rania membuka pintu lebih lebar,dan terkejut melihat sosok dihadapannya.

"Abang..." Rania berteriak heboh.

"Raffa...Raff...Vee...Amel....cepetan sini! Liat nih siapa yang dateng!" Rania berteriak lalu memeluk Revan dengan erat.

"Revan?"

Raffa tak kalah kaget melihat adiknya muncul di depan rumah mereka pagi-pagi.

"Halo mas." Sapa Revan dengan senyum lebar.

"Akhirnya..."

"Lo inget pulang juga ya!" Seru Raffa sambil memeluk adik yang lama tidak ia jumpai. Revan tertawa menanggapi perkataan kakaknya.

Pandangan Revan jatuh pada wanita yang sedari tadi berdiri di samping Raffa. Membuat Raffa berdecak.

"Ini Amel, bini gue." Kata Raffa pada Revan.

"Yang."

"Ini Revan, adikku yang hilang." Kata Raffa sambil tertawa.

"Lebay lo." Revan menonyor kepala Raffa.

"Nggak sopan!"

"Revan lebih ganteng aslinya dari pada difoto ya mas? Ganteng banget. Lebih ganteng daripada kamu." Pernyataan Amel membuat Revan terbahak. Sementara Raffa menatap istrinya sebal.

Revan mengalihkan pandangannya pada anak yang berdiri di samping mamanya. Lalu berjongkok di depannya.

"Hai..." Sapanya pelan.

Tidak menjawab Rachel malah memeluk kaki Rania dan menyembunyikan wajahnya disana.

"Ih...adek. Katanya kalo abang dateng mau peluk, kok sekarang pake ngumpet-ngumpet gitu?" Ucap Amel sambil tertawa.

Pelan-pelan Acel mengangkat wajahnya dan menatap mamanya. "Boleh?" Tanyanya pelan.

Rania tertawa mendengar pertanyaan anaknya. "Tanya dong sama abang! Abang mau nggak dipeluk adek? Adek nggak mandi loh!"

Revan tertawa, lalu merentangan kedua tangannya lebar.

Melihat Rachel tak juga memeluknya, Revan memajukan tubuhnya. "Kenapa? Nggak mau peluk abang ya?"

Sedetik kemudian Rachel menghambur kepelukan Revan.

Revan merasakan jantungnya berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Darahnya berdesir ketika dirinya mendekap tubuh kecil Rachel. Revan memejamkan mata, mengelus pelan kepala Rachel.

"Anak Ayah...." Bisiknya dalam hati.

Revan mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menghalau air matanya yang seakan ingin keluar. Lalu mencium pelan kepala Rachel.

**

Vee tau jika Revan datang setelah mamanya berteriak memanggil semua orang. Tapi Vee hanya berdiri mematung jauh dari Revan juga mamanya berdiri.

 Dark Secret (Re-upload)Where stories live. Discover now