31

110K 7.4K 291
                                    


"Kita mau ngapain pa?" Tanya Revan bingung setelah mobil Akbar memasuki area parkir sebuah restoran.

Rania tersenyum lembut pada putranya.

"Ketemu seseorang, nanti juga abang tau."

Revan mengikuti kedua orang tuanya yang berjalan memasuki restoran. Sesekali Revan mengecek ponsel untuk mengirim chat pada Amel yang saat ini menjaga Rachel dan Vee.

Revan mengehela nafas berat ketika membaca pesan Amel yang mengatakan bahwa belum ada perkembangan dari keadaan Rachel juga Vee.

"Kenapa bang?" Tanya Rania mendengar helaan nafas berat Revan.

"Abang kepikiran Vee sama Acel ma. Ini kita nggak lama kan ma? Abang mau balik rumah sakit."

Rania tersenyum tipis.
Menatap lembut mata Revan yang menyiratkan kekhawatiran.

"Sebentar aja kok bang." Kata Rania lembut.

"Itu, Orangnya udah nunggu kita." Ucap Akbar menujuk seseorang.

"Kayaknya abang pernah liat deh pa." Ucap Revan sambil berjalan mengikuti Akbar juga Rania.

"Udah lama Ram?" Tanya Akbar ketika berada didepan orang yang sedari tadi menunggu mereka. Rama berdiri menyalami Akbar dan Rania.

"Om Rama."

"Halo Revan, ketemu lagi."

"Iya om." Revan menjabat tangan Rama sambil tersenyum sopan.

"Om apa kabar?" Tanya Revan sopan.

"Alhamdulillah baik."

"Duduk dulu."

"Ada apa Bar? Kok tiba-tiba kamu nyuruh aku dateng?"  Tanya Rama ketika mereka duduk.

"Ada hal penting yang aku mau sampaikan ke kamu Ram." Rama mengernyitkan dahi pertanda tak mengerti.

"Tentang Santi." Sahut Rania. Membuat mata Rama fokus menatap istri sahabatnya itu.

"Saanti?." Rama memastikan ucapan Rania.

"Iya... Almarhumah Santi."

Rama kembali menatap Rania dengan sorot mata bingung.

"Almar..Almarhumah? Shanti?" Tanya Rama bingung.

"Maksud kamu Ra?" Rania hanya menunduk ketika Rama menatapnya.

Sementara Revan hanya menatap kedua orang tuanya dan Rama, mendengar dan memperhatikan mereka.

"Ram..." Panggil Akbar.

"Kami minta maaf sebelumnya sama kamu." Akbar menarik nafas berat sebelum melanjutkan bicaranya.

"Santi sudah meninggal dua puluh delapan tahun yang lalu"

"Apa? Ke..napa Bar? Bukannya kalian bilang Santi pindah keluar kota?" Tanya Rama pelan.

"Kenapa ? "

"Ram." Rania menggenggam tangan besar Rama.

"Kami minta maaf, ini semua permintaan Santi."

"Dua puluh delapan tahun yang lalu, setelah melahirkan anak kalian, Shanti pergi."

Revan mengangkat wajahnya dan menatap sang mama dengan raut terkejut sama seperti Rama yang tak kalah terkejut dengan perkataan Rania.

Rania berpaling menatap Revan yang duduk tepat di sebelah kirinya, kemudian kembali melanjutkan ceritanya.

"Setelah kamu menikahi  Tari, Shanti baru tau kalau dia hamil."

 Dark Secret (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang