21

94.6K 7.2K 165
                                    

Matahari sudah lumayan tinggi ketika Vee membuka mata. Tapi gadis itu masih malas untuk bangun dan mandi.

Masih Bergelung dibawah selimut tebal miliknya, pandangan Vee tak lepas memandang cincin yang tersemat di jari manisnya.

"Cantik bgt sih" kekeh Vee sambil mengusap cincin yang diberikan Revan padanya.

Setelah puas dengan hal tidak bermanfaat yang ia lakukan, Vee segera bangun dan mandi.

Vee keluar dari kamarnya setelah bersiap-siap. Hendak membuka kamar Revan tetapi kamar itu lebih dulu terbuka, menampilkan sosok tinggi tegap mengenakan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu dan membawa jas hitam ditangannya. Vee tidak berkedip melihat Revan di depannya, bohong jika Vee tidak takut dan cemburu kalau akan ada perempuan yang melirik Revan dengan tampilan seperti ini.

"Kedip sayang, Nanti mata kamu kelilipan loh!" Goda Revan saat Vee tak berkedip menatap dirinya. Membuat wajah Vee memerah malu.

"Kamu dirumah aja nggak usah ke kantor!" Balas Vee. Membuat kening Revan berkerut bingung.

"Kenapa?"

"Aku nggak rela cewek-cewek di kantor kamu liat kamu ganteng gini." Vee mengerucutkan bibir.

"Van...!!! Nanti ada yang liat!" Tegur Vee sebal. Seenaknya Revan menciumnya saat mereka berada di depan pintu kamar begini.

"Makanya jangan monyong-monyong gitu bibirnya! Bikin orang khilaf aja." Gerutu Revan. Tangannya menarik pinggang Vee mendekat.

"Untung sekertaris kamu cowok ya, jadi aku lega." Vee memainkan kerah kemeja Revan.

"Harusnya kamu takut loh sama Rio" Jwab Revan menggoda Vee. Vee menyipitkan mata tidak mengerti.

"Karena jaman sekarang itu yang ganteng biasanya suka sama yang ganteng juga."
Vee melotot mendengar jawaban Revan. Membiat Revan terkikik geli.

"Coba aja ya kamu berani belok! Aku gak bakalan ijinin Acel deket sama kamu." Vee memukul kepala Revan kencang.

"Sakit." Reven mendesis sambil mengelus kepalanya.

"Bodo."

"Acel mana?" Tanya Vee celingukan mencari Acel, berusaha melepas tangan Revan dari pinggangnya. Namun Revan justru memgeratkan pelukan di pinggang Vee.

"Udah ke bawah, tadi denger suara Rey nangis bingung dia." Revan tertawa mengingat Acel yang berlarian mendengar Rey menangis kencang tadi.

"Van lepas ih, nanto ada yang liat loh."

"Vee? Revan ? Pada ngapain?" Entah muncul dari mana Amel tiba sudah berada diujung tangga.

Revan buru-buru melepas pelukanya pada Vee. "Eh Mel? Enggak. Ini Vee tadi mau liat Acel."

"Acel kan udah dibawah dari tadi Vee." Amel memicingkan mata curiga.

"I iya kak. Vee nggak tau kalo Acel udah turun, makanya kesini." Jawab Vee gugup

"Ayo turun ditungguin papa mama." Kata Amel sambil menuruni tangga.

"Kamu ihh...." Vee mencubit gemas lengan Revan, membuat Revan meringis.

~~

"Papa sama mama kayanya mau dapet mantu deh ma." Ucap Raffa saat ada yang berbeda dari adik perempuannya. Ucapan Raffa sontak membuat gerakan mengunyah Akbar dan Rania terhenti.

"Revan punya pacar?" Tanya Akbar menatap Revan penasaran.

"Enggak tuh. Raffa kali mau poligami." Jawab Revan seenaknya.

 Dark Secret (Re-upload)Where stories live. Discover now