I

94.7K 5.9K 53
                                    

"Ayah! Udah jangan dipaksain kalo Icha nya nggak mau."

Vee menghampiri Revan yang sedang mencoba memakaikan bandana pada Icha, dan selalu berhasil dilepas dan dilempar oleh putrinya.

Mereka hendak pergi makan malam bersama keluarga besar mereka untuk merayakan ulang tahun pernikahan Raffa dan Amel.

Sebelum ke rumah orang tuanya, Revan dan Vee harus menjemput Acel yang masih ditempat les. Karena itu Vee bingung menyiapkan baju ganti untuk Acel juga Icha. Dan Revan bukan membantu malah mengganggu Icha.

"Lucu tau bun adek pake bandana gini. Kamu tuh beli, tapi nggak pernah dipakein."

"Dipakein kalau anaknya mau yah, orang adek nggak mau kalau pake bandana.

"Dek, kamu cantik loh kalo pake bandana. Jadi mirip kakak Acel." Revan meletakkan Ralisya diatas stroller dan kembali mencoba memakaikan bandana dikepala Icha.

"Eh, mau loh bun. Duh...cantik banget anak ayah." Revan mencium pipi gembul Ralisya, membuat anaknya tertawa.

"Jangan dilepas dulu ya nak. Ayah foto dulu." Revan mengambil ponsel yang ia letakkan di meja, degan cepat mengambil foto Icha. Sebelum bandana itu dilempar lagi oleh anaknya itu.
Benar saja, baru dapat satu foto dan Icha segera melepas dan melempar bandana yang ia pakai.

"Nih, liat deh dek! Kamu cantik banget pake bandana gini." Revan menunjukkan layar ponselnya pada Icha. Dan nak itu seolah tidak peduli.

"Cantik kan yang anak aku?" Revan menyodorkan ponsel didepan Vee yang sedang menyiapkan susu untuk pergi kerumah orang tua mereka nanti.

"Iya anak kamu. Aku nyediain tempat doang emang." Jawab Vee sebal.

Revan terkikik.
"Iya iya, Anak kita." bisik Revan ditelinga Vee lalu mengecup pipi istrinya cepat.

Revan memeluk pinggang Vee dari belakang.

"Nggak kerasa ya Icha udah satu tahun aja. Padahal rasanya baru kemarin aku nemenin kamu lahiran."

Vee tersenyum dan menepuk tangan Revan yang berada diperutnya.

"Satu lagi cowok ya bun."

Vee memutar tubuhnya dan mencium bibir suaminya.

"Jangan sekarang dong ayah."

Revan tersenyum.

"Nunggu Icha gede."

"Sekarang kan Icha udah gede, gede umur berapa mksudnya?"

"Lima."

"Kelamaan. Empat deh bun."

"Nggak."

"Tiga?".

"Ck..." Vee berdecak kesal.

"Ya udah, se dikasihnya aja." Reva kembali mengecup pipi Vee.

"Kalau dapetnya cewek lagi?"

"Ya bikin terus sampe dapet cowok."

"Bikin bikin. Kamu kira bayi kayak kue gitu, tinggal bikin?."

"Ya kan emang tinggal bikin. " Revan terkekeh lalu menarik Vee kedalam pelukannya.

"Feeling aku kita bakal dapet cowok. "

"Sok tau kamu." Vee memukul punggung Revan.

"Sayang banget sama kamu." Revan mengecup kepala istrinya.


**

Sesampainya ditempat les Acel, teryata putrinya itu telah menunggu mereka. Vee langsung turun dari mobil dan menghampiri Acel.

"Kakak, maaf ya bunda telat jemput. Lama ya?"

"Nggak papa kok. Tadi kakak main dulu jadi nggak lama. Adek mana?"

"Ada dimobil sama ayah."

Vee langsung menggelengkan kepala begitu Acel berlari meninggalkannya dan menyusul Icha dimobil.

Begitu mobil sampai dirumah orang tuanya, Revan dan Vee sibuk mengeluarkan barang mereka dulu.

"Ayah...Adek diturunin dulu yah. Biar kakak yang dorong keretanya."

Vee tersenyum mendengar teriakan Acel dari dalam mobil. Selalu seperti itu, Acel selalu bersemangat dengan apapun yang menyangkut adik kecilnya.

"Iya, sabar kak. Ayah lagi bantu bunda turunin barang."

"Nggak papa yah, ayah bantu anak-anak dulu kasian. Abis gitu baru bantuin bunda lagi."

Revan menurunkan stroller Icha lalu mendudukkan Icha disana. Dan Acel dengan senang hati membantu mendorong adiknya.

"Kakak, bantu adeknya pelan-pelan ya. "

"Oke."

Vee menatap kedua anaknya dengan senyum lebar. Betapa bangganya dia memiliki mereka berdua di hidupnya.

Lalu Vee beralih pada Revan dan memeluk suaminya dari belakang.

"Terima kasih." bisiknya pelan. Mengabaikan raut Revan yang kebingungan.

_______________________________________

 Dark Secret (Re-upload)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें