10

109K 8.4K 143
                                    


"Lah? Katanya mau jemput adek lo Van? Kok malah berhenti di sini?" Tanya David bingung karena Revan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang lumayan sepi, bukan ke sekolah yang tadi sempat Revan katakan

"Dav."

"Paan?"

"Gue mau cerita sesuatu sama lo!"

"Soal?" David menoleh kearah Revan yang tak kunjung menjawab.

"Soal perginya gue bertahun-tahun lalu."
David masih diam menunggu Revan melanjutkan bicaranya. David bisa melihat raut wajah Revan berubah murung.

"Gue punya anak!"

"Hah??"

"Gue punya anak Dav. " Revan menyandarkan kepalanya pada bangku kemudi, lalu memejamkan mata sesaat.

Revan sudah memikirkan tentang apa yang ia lakukan, memberi tau salah satu sahabatnya. Dia butuh tempat untuk menampung keluh kesahnya tentang Vee juga Acel. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan apa yang ia sembunyikan selama ini.

"Maksud lo? Gak ngerti gue."

"Gue punya anak Dav."

"Hah? Yang jelas deh Van. Nggak ngerti gue.

"Gue punya anak David. Gue punya anak."

"Apaan dah. Nggak usah becanda Lu! Gak lucu!' Dengus David kesal.

"Dimana? Di Sidney?"

Revan tersenyum kecut melihat reaksi David. " Gue bakal cerita semuanya, tolong dengerin dan jangan motong sebelum gue selesai!"

"Oke..!"

"Lo masih inget kejadian beberapa taun lalu, setelah gue putus sama Raya?"

"Gue inget." Jawab David

"Setelah tau Raya selingkuh, lo tau gue marah dan gue kecewa sama Raya."

"Apalagi setelah dia bilang alesan dia selingkuhin gue, yang menurut gue nggak masuk akal sama sekali."

"Dia bilang gue terlalu menomor satukan Vee dalam segala hal. Padahal pacar gue itu dia."

"Raya cemburu sam Vee yang jelas-jelas Vee itu adek gue. Adek kandung gue. Gue nggak terima dia nyalahin Vee atas perbuatan yang ia lakuin ke gue."

"Gue sayang banget sama Raya, tapi kenapa dia kaya gitu?"

"Setelah gue berantem sama Raya, nego nya gue malah pergi ke club.  Tanpa ngajak kalian."

"Gue mabok."

"Gue inget waktu itu gue mutusin naik taksi buat pulang ke rumah dan ninggalin mobil gue di sana."

"Bokap, nyokap sama Mas Raffa lagi di Bandung waktu itu, cuma ada Vee di rumah."

Revan menarik nafas berat. Merasakan sesak luar biasa ketika bayangan Vee menangis terlintas begitu saja di kepalanya.

"Gue...." Revan menarik nafas lagi, kali ini terasa lebih pelan.

"Gue, gue nidurin Vee Dav!!"

"Lo? APA????"

"Gue nggak sengaja Dav.!"

"Gimana Van? L..Lo?"

"Gue nggak sengaja Dav." Lirih Revan dengan suara lebih pelan.

"Astaga Revan...."

"Otak Lo dimana Van? Hah??"

'Gila! Gila lo Van!" Pekik David keras.

 Dark Secret (Re-upload)Where stories live. Discover now