33

117K 7.6K 132
                                    


"Vee...?"

"Vee, kamu bangun?" Revan mengusap kening Vee lembut.

Lagi-lagi gerakan jari Vee seolah memberi jawaban.

"Sayang?? Ya Allah."

"Sebentar ya, aku...aku..panggil dokter dulu sayang." Revan melepas genggaman tangannya dan berlari keluar memanggil dokter.

"Kenapa Van?" Raffa berlari menghampiri Revan dengan masih mengenakan jas putihnya.

"Mas, panggilin dokternya Vee mas, Vee sadar." Ucap Revan tergesa.

"Apa?" Raffa terpaku.

"Iya mas, Vee sadar. Cepet mas panggilin dokter Indra."

"I...iya..iya gue panggil dokter Indra."

**

Sudah lebih dari tiga puluh menit dokter yang menangani Vee belum juga keluar dari ruangan. Revan bersama semua keluarganya menunggu dengan penuh harap di depan pintu bercat putih itu.

"Ayah.."

"Iya sayang?"

"Bunda beneran bangun kan yah?"

"Iya sayang, bunda bangun." Jawab Revan tersenyum membelai rambut lembut putrinya.

"Acel mau ikut kak Jess sama kak Chintya ke Mushala? Kita shalat, do'ain bunda?" Tawar Jessica yang juga datang bersama Chintya saat mendapat kabar bahwa Vee sadar.
Acel menggangguk.

Hubungan mereka memang sudah membaik sejak satu tahun lalu saat Vee dinyatakn koma.

Jess dan Chintya bahkan hampir setiap hari berkunjung dan kadang menggantikan anggota keluarga Vee untuk menjaga Vee dirumah sakit.

"Thanks Jess." Ucap Revan tulus.

"Sama-sama bang." Jawab Jessica tersenyum.

Revan menatap Jessica dan Chintya yang membawa Rachel pergi ke mushala. Revan bersyukur Jessica tetap bersikap seperti dulu setelah kejadian satu tahun lalu.

"Van, lo nggak shalat?" Tanya David.

"Kita mau ke mushala juga."

Revan melihat jam tangan yang menunjukan hampir setengah tiga sore, Revan nampak ragu dengan ajakan David. Namun dirinya juga ingat bahwa dia belum shalat.

"Abang shalat dulu aja! Mama disini." Rania mengusap lengan Revan pelan.

Revan mengangguk dan mengikuti David dan yang lain menuju mushala rumah sakit.

**

Selesai shalat, Revan beserta yang lain kembali menuju ruangan Vee.

Jantung Revan berdegup kencang ketika melihat Rania sang mama yang sudah memeluk papanya dengan menangis tersedu-sedu.

Revan serta yang lain sontak berlari dan menghampiri mereka.

"Ma? Ada apa?"

"Vee nggak papa kan ma pa?"

"Bang!." Rania memeluk Revan erat.

Revan terdiam tanpa membalas pelukan sang mama.

"Mama.." Gumam Revan pelan

 Dark Secret (Re-upload)Where stories live. Discover now