12

112K 7.6K 466
                                    


Revan menuruni tangga dengan senyum sumringah. Acel sudah dibangunkan oleh Vee saat ia mandi tadi. Jujur, Revan sangat senang dengan perubahan sikap Vee pada Acel.

Setelah pembicaraan mereka berdua waktu itu, Vee benar-benar mencoba dekat dengan Acel. Keluarganya begitu kaget dengan perubahan sikap Vee. Revan tau mereka mungkin bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Vee berubah, tapi tentu saja mereka senang dengan hal itu.

"Pagiiii...." Sapanya ketika melihat semua anggota keluarganya sudah berkumpul lengkap di meja makan, kecuali Vee yang terlihat masih di dapur entah menyiapkan apa bersama bibi.

"Pagi Nona cantik.." Revan mencium pipi Acel.

"Pagi abang." Acel menjawab dengan senyum yang selalu bisa membuat Revan bahagia. Senyum cantik milik putrinya.

"Mas, hari ini bisa anter Acel dulu nggak sebelum lo ke rumah sakit?" Tanya Revan pada Raffa.

"Bisa sih, tapi anaknya mau nggak?" Tanya Raffa balik.

"Non, hari ini sekolah dianter Mas Raffa ya?"

"Kenapa?" Tanya Acel dengan wajah sedih. Revan paling tidak suka dengan ekspresi wajah Acel yang seperti itu. Karena jika sudah memasang wajah seperti itu anak ituakan susah untuk dibujuk.

"Abang ada meeting di kantornya om Ibam, kalo nganter Non dulu abang nanti telat. Gimana?"

"Non nggak usah sekolah ya, Non ikut abang aja."

"Eits...nggak boleh! Tetep harus sekolah!"

"Tapi Non mau ikut abang..."

"Dek, sama mama aja sekolahnya kalo nggak mau sama Mas, nanti pulangnya mama anter ke kantor. Oke?"

"Enggak....maunya sama abang.." Rengek Acel dengan mata berkaca-kaca.

"Van! Liat tuh!"

"Elo sih. Selalu aja manjain Acel. Jadi cengeng dia sekarang, nggak diturutin dikit nangis." Ucap Raffa

"Mas!" Tegur Akbar

Revan menatap Raffa malas. "Apa sih Mas? Siapa juga yang manjain."

"Ya elo lah,siapa lagi? Sebelom ada lo mana pernah Acel manja kaya begini."

"Ck...lo pagi-pagi gak usah ngajak ribut bisa? Gue cuma mau minta tolong, kalo emang lo nggak bisa ya udah sih."

"Udah kok malah berantem sih?" Lerai Amel.

"Bilang aja lo iri, liat aja ntar lo bakalan ngerasain kalo anak lo udah lahir." Cibir Revan.

"Ya iyalah...anak gue sendiri ini..nah elo anak siapa yg lo manjain? Anak minjem sama mama juga lo."

" Acel anak gue." Revan merasakan jantungnya berdetak begitu cepat saat mengatakan itu.

Keceplosan, Revan juga bisa melihat wajah Vee yang langsung pucat ketika dirinya berjalan dari arah dapur dan mendengar apa yang Revan katakan.

"Anak lo anak lo. Anak mama sama papa. Lo cuman pinjem. Kawin sana lo biar punya anak sendiri!" Ujar Raffa terbahak.

"Rese lo!" Revan menoyor kepala Raffa pelan.

"Nggak sopan banget sih lo jadi adek." Gerutu Raffa sebal.

"Kak Vee yang anter, mau?" Tanya Vee pada Acel. Mengalihkan pandangan semua orang pada dirinya.

Acel terdiam seperti sedang berfikir. Lalu menatap Revan seolah meminta persetujuan. Dengan samar Revan mengangguk, setelah itu Acel menatap Vee juga mengangguk semangat. Membuat Vee tersenyum senang.

 Dark Secret (Re-upload)Where stories live. Discover now