24

90.3K 7K 160
                                    



Mungkin Revan sudah benar-benar gila dengan keputusan yang ia ambil sekarang.

"Gimana? Kalian setuju kan?"

Revan menatap kedua orang tuanya juga tamu yang kini duduk dihadapan mereka.

"Iya pa..kita berdua setuju."

"Oke, minggu depan kita resmikan, sekalian ngerayain ulang tahun Vee gimana?"

"Oke."

~~

"Happy Birthday to you...Happy Birthday to you... Happy Birthday Happy Birthday.. Happy Birthday to you..."

Vee terperangah begitu turun dari tangga lantai dua rumahnya. Melihat semua anggota keluarganya berkumpul dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

Diatas meja sudah tersedia kue tart berbentuk pita yang berwarna-warni, dengan angka duapuluh dua diatasnya. Pasti Acel yang memilih kue itu untuknya

Dan juga nasi kuning tumpeng yang   sudah menghuni meja makan.

"Happy Birthday kak Vee." Ucap Acel riang. Vee langsung memeluk anak itu.

"Makasih sayang." Lalu mengecup pipi Acel.

"Kak Vee suka kuenya??" Tanya Acel dengan wajah berbinar. "Itu Acel sama abang yang pilih."

Tuh kan.

"Suka banget. Thank you kakak Acel."

Vee beralih kepada kedua orang tuanya.

"Selamat ulang tahun ya sayang. Sehat selalu, bahagia selalu, semakin sayang keluarga." Ucap Akbar. Vee memeluk papanya erat.

"Thank you papa."

"Selamat ulang tahun sayang. Bahagia selalu ya nak!" Ucap Rania berkaca-kaca. "Yang rajin kuliahnya, Cepet lulus, cepet punya pacar."

"Ihh mama.... Makasih banyak mama."

"Selamat ulang tahun ya Dek! Jangan suka marah-marah lagi, jangan suka cengeng." Raffa menepuk puncak kepala adiknya.

"Makasih mas."

"Happy Birthday adik ipar! Kakak nggak tau mau ngomong apa. Pokoknya semua yang terbaik buat kamu." Amel memeluk Vee.

"Makasih kakak ipar." Vee tertawa dipelukan Amel.

Tinggal satu orang yang belum mengucapkan selamat untuk Vee. Revan berdiri di depan Vee menatap mata Vee yang memerah, dengan tangan dilipat di depan dada.

"Mau ngasih selamat nggak Van?" Tegur Raffa sambil tertawa. Melihat Revan yang tak kunjung memberi ucapan selamat pada adik mereka.

Revan terkekeh, lalu menarik Vee kedalam pelukannya. "Happy Birthday" bisik Revan. Vee memejamkan mata mendengar suara Revan yang terdengar lembut di telinganya.

Revan tetap memeluk Vee erat ikut memejamkan matanya. Nafasnya seakan berat.

"Kenapa sih?" Tanya Vee melepas pelukan Revan.

"Kenapa emang?"

"Nggak seneng gue ulang tahun ya?" Tuduh Vee, merasa ada yang salah dengan Revan.

"Ck, ya kali adeknya ulang tahun abangnya nggak seneng." Decak Revan.

"Terus?"

"Nggak kenapa-kenapa, Capek doang. Udah ah, mau potong kue nggak nih? Gue laper."

"Laper ya makan nasi Van, ribet amat lo." Sahut Raffa seenaknya.

 Dark Secret (Re-upload)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu