Chapter 3

813 93 1
                                    

Di hari berikutnya, dibuka dengan sarapan dengan bubur, daging panggang, roti bakar, sate dan sosis.

Kali ini mereka bertemu dengan koki lain bernama Wu Chan, wanita yang sangat manis. Mereka berani bersumpah pernah mengenali nama itu, entah di mana.

"Hari ini pasti bakal seru." kata Jungkook sambil mengambil beberapa sosis bakar.

"Pelajaran pertama kita hari ini dengan Min Yoongi yang dari kemarin disebut–sebut."

Kino langsung bersemangat.

"Keren! Kita mulai pelajaran sihir bertarung. Sama orang hebat lagi. Pasti bakal seru banget!"

Ten datang dengan bakinya sembari mencibir.

"Belum tentu. Dari kemarin, dia di bilang nyebelin. Siapa tau lebih parah dari Mr. Bang Yongguk."

Mereka semua sempat tertawa ketika mengingat Jimin dan Taehyung disindir Mr. Yongguk, kemudian Jungkook berdiri dan mengambil susu lagi.

Saat ia hendak mengambil susu, ia sempat berpas–pasan dengan Mion, gadis dengan tubuh tidak terlalu tinggi bahkan gadis itu hanya setinggi dadanya, mungil dan pembawaan sangat polos dan manis.

Jungkook terdiam, melihat gadis itu membuatnya teringat akan Minion, tanpa sadar Jungkook tersenyum dan sedikit menahan tawa.

Namun bagaimanapun juga wajahnya terlihat sangat natural, tidak seperti gadis–gadis lain, yang mungkin terlalu sering merawat wajahnya.

Tanpa Jungkook sadari gadis itu menatapnya dengan bingung, kedua matanya yang indah mengerjap menatap gadis di depannya. Gadis itu tampak menenangkan seakan–akan di selimuti cahaya indah.

"K-kau mau duluan?" tanya Jungkook.

Mion tersenyum lebar sembari mengambil susu yang sempat ingin diambil oleh Jungkook lalu pergi kembali ke meja makan semula.

Jungkook kembali dengan segelas susu lain dengan wajahnya yang kini sudah memerah seperti tomat.

"Hei ... ada apa dengan wajahmu?" goda Hoshi sembari menyenggol lengan Jungkook hingga membuat susu di atas nampannya hampir tumpah.

Jungkook hanya tersenyum dan menampilkan cengiran khas miliknya tanpa mengatakan sepatah katapun.

****

Sudah lima menit berlalu sejak mereka duduk rapi di kelas sihir bertarung.
Kedengarannya memang singkat, tapi bagi mereka, lima menit menunggu guru hebat yang akan mengajar tipe sihir yang kedengarannya paling keren, terasa sangat lama.

Di dalam kelas itu hanya ada murid yang sibuk sendiri dan seekor burung robin bertengger dengan tenang sambil menatap para murid.

"Sial, kemana sih, gurunya? Masih hidup atau sudah mati, ditunggu–tunggu tetap tidak muncul juga." Protes Jaehyun dengan kesal.

Dengan mudahnya bahkan lelaki itu meletakkan kakinya diatas meja.

"Hei, kakimu!"

Jaehyun menoleh dan melotot pada Taehyung.

"Tidak sopan mengangkat kakimu diatas meja. Kakimu itu, bau." Ujar Taehyung sambil menunjuk–nunjuk kaki Jaehyun.

Jaehyun mendecih, ia berdiri dengan wajah kesal dan menghampiri Taehyung.

"Wah, wah, ada yang nantangin, nih." Gumam Taehyung sambil berdiri dan menendang kaki meja sebagai permulaan aksinya.

Jimin ikut berdiri.

"Sudahlah, kenapa kalian begini." Bisik Jimin seperti seekor anak ayam.

Bwoossshhh~

Cahaya ungu berpendar dan menebarkan asap berkilauan burung robin diatas meja perlahan membesar dan berubah.

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Where stories live. Discover now