Chapter 6

648 75 1
                                    


Malam harinya pada murid sedang berbincang di asrama, dan Jackson kembali datang untuk bertemu dengan Mion. Gadis itu dibawa ke ruangan Jackson dengan ditemani oleh Joshua, awalnya Kino ingin ikut tetapi ia tidak yakin dapat membantu.

Joshua dan Mion duduk di kursi empuk berlapis beludru ungu gelap, Yoongi datang dan menghujam mereka dengan tatapan mata tajam di kursinya sendiri. Jackson yang membujuknya untuk duduk berhadapan dengan mereka karena duduk di balik meja membuatnya tampak lebih mengintimidasi.

Joshua baru tau bahwa Yoongi juga salah satu dari DPS, pantas saja dia tampak ikut campur dalam persoalan Mion. Rupanya Mrs. Velleron meminta bantuan DPS, lalu Jackson dan Yoongi yang dimintai untuk mengurus semua persoalan tentang Mion.

Jackson meletakkan cokelat dengan banyak krim kocok dan bubuk kayu manis untuk masing–masing keduanya.

"Ceritakan dari awal ... Mion," kata Yoongi serius.

Jackson berkedip.

"Kau tidak membiarkannya minum cokelatnya dulu?"

Yoongi melotot.

"Kau sungguh–sungguh menyuguhkan cokelat untuknya di tengah–tengah ... oh, baiklah. Terserah!"

Jackson mengangkat bahu, tersenyum menahan tawa, Mion mengambil gelasnya, menghabiskan separuh gelas dalam sekali teguk, kemudian mengangguk.

"Oke, Mion siap?"

Mion mulai setelah mengelap bibirnya dengan ujung lengan baju, Yoongi melotot, ia memberikan sekotak tisu pada Mion dan mengatakan agar ia tidak menggunakan bajunya sebagai lap.

"Aku punya ibu, dia adalah orang Indoneisa. Dulu, ibuku pernah bercerita bahwa ayah adalah orang Korea, mereka tidak sengaja bertemu dan jatuh cinta, lalu mereka-"

"Tidak bisakah kau berhenti menceritakan kisah cinta orang lain?" protes Yoongi atas ucapan Mion.

Gadis itu hanya dapat memasang ekspresi cemberut sementara Yoongi berusaha terlihat cuek dengan mengecek berkas di depannya.

"Lanjutkan." Pinta Yoongi.

"Ibu bilang bahwa ayah adalah seorang penyihir ...."

Mendengar ucapan Mion, mereka yang berada di ruangan nampak terkejut, kecuali Yoongi yang hanya menunjukkan ekspresi datar.

"Karena ayahku seorang penyihir, akhirnya darah penyihir berada di dalam tubuhku sehingga aku memiliki sesuatu ...." gadis itu menatap sekeliling, melihat ketiga lelaki di depannya dengan tatapan sendu

"Aku bisa melihat arwah dan bicara dengannya."

Lagi–lagi ucapan Mion membuat mereka terkejut, bahkan Jackson sampai merinding dan merasakan aura yang begitu mengerikan di sekitarnya.

"Setiap malam aku bermimpi ... sebuah mimpi yang sangat menyeramkan. Di dalam mimpiku, aku bertemu dengan seseorang dari dunia arwah. Dia berkata, bahwa dia mengenal ayahku dan dia sangat membencinya. Dia mengubah mimpiku menjadi mimpi buruk sehingga aku tidak berani tidur."

Yoongi menegakkan tubuhnya, Mion tampak hampir menangis, terbukti ia menghapus setetes air matanya.

"Dia berusaha membunuhku dan ibuku, aku menceritakan semua itu pada ibu tetapi dia tidak percaya dan dia sangat membenci sihir. Karena itu aku tidak berani mengatakan apapun padanya ...."

"Dan dia menyerang ibuku, dia membuat ibuku terjebak dalam mimpinya hingga sekarang dia di rawat di rumah sakit, meskipun begitu aku tau ... dia masih hidup karena kerap aku bertemu dengannya lewat mimpi. Tapi orang tidak bisa meninggal dalam mimpi ... akibatnya roh ibu semakin melemah."

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang