Chapter 24 (Special)

369 54 5
                                    

(Kematian Christopher Lazuli Banburus)

Rumah sakit milik para Medion, tempat yang sangat luas dengan banyak ruangan-ruangan yang dipenuhi orang sakit.
Lantainya yang berwarna putih bersih senada dengan dinding, tirai-tirai panjang berwarna putih ikut menghiasi tempat itu, serasa seperti berada di pabik makanan.

Beberapa Medion yang menggunakan seragam putih panjang seperti pakaian seorang pendeta dan biarawati berlalu lalang dengan sebuah meja dan beberapa makanan untuk para pasien, tak jarang mereka membawa alat-alat mereka.

Sekilas tempat ini terlihat seperti rumah sakit pada umumnya, dengan berderet rak tinggi, berdirilah beberapa botol dan wadah berisikan ramuan obat.
Ruangan-ruangan bernomor dan kesibukan ekstra.

Mr. Banburus di letakkan pada kamar khusus untuk sebuah pasien khusus.
Setelah salah satu Medion datang untuk mengobati keadaan Mr. Banburus barulah Yoongi masuk ke dalam ruangan itu.

Yoongi meletakkan teh di atas meja sementara seorang pria tua dengan janggut putih tengah terbaring di atas ranjang putih, menatapnya dengan sayu.

"Tidak terasa waktu sudah berjalan begitu lama, dan wajah itu masih terlihat sama seperti terakhir kali aku melihatmu."

Yoongi mendengus
"Jangan bicara seolah-olah umurmu sudah tidak panjang lagi."

Pria tua itu tertawa seperti orang batuk, kemudian Yoongi menyodorkan teh yang ia buat pada pria tersebut.
Melihat mereka berdua, tampak seperti sepasang kakek dan cucu.

"Ini semua karenamu yang tidak mau meminum ramuan abadi." Tukas Yoongi sedikit muram

Ia tertunduk, berpikir dalam kabut yang memenuhi otaknya, ia lelah, mendengus dan menyalahkan usia yang semakin bertambah.

"Siapa yang melukaimu?"

Pria ituhanya tersenyum, mirip sekali seperti seorang Santa yang bahagia melihat anak-anak yang senang dengan hadiah darinya.
Namun Yoongi terlalu cuek untuk menanggapi senyuman itu.

"Aku begini karena sudah umur. Aku sudah tua, dan mungkin aku akan segera mati. Jadi untuk apa merisaukanku."

Mendengar ucapannya itu, Yoongi tampak tidak senang.
Tangan tua itu menyentuh tangan putih milik Yoongi, seperti seorang kakek yang sudah sekarat ingin memberikan wasiat pada cucunya.

"Aku ingin menyerahkan Anima padamu, uruslah tempat itu dengan sebaik mungkin dan jagalah mereka."

Yoongi merengut, menarik tangannya dari genggaman Mr. Banburus
"Aku tidak mau! Kau mau aku berkutat pada berkas-berkas DPS dan mengurusi murid-murid di Anima. Kau bercanda? Dasar kakek tua!" terdengar sangat tidak sopan, tetapi itulah Yoongi

Pria itu tertawa, memberikan sesuatu pada Yoongi, sebuah tongkat dari api Phoenix bercampur berlian dengan batu inti berbentuk merkaba.
Yoongi terkejut, Mr. Banburus memberikan tongkat itu pada Yoongi.

"Apa-apaan ini?" ia bertanya

"Kirani mengembalikan ini pada kami, ia tidak pernah ingin anaknya menjadi seorang penyihir, tetapi itulah takdirnya."

Yoongi menerima tongkat itu, dan tongkat itu terasa sedikit bergetar saat bersentuhan pada kulitnya.

"Tongkat Mion terbuat dari bahan yang hampir sama yakni api Phoenix, bulu Phoenix dan berlian dengan batu inti berbentuk Merkaba. Sehingga mereka saling tarik menarik karena merasakan kesamaan energi." Jelas Mr. Banburus mengenai tongkat itu yang bergetar, tetapi Yoongi tidak peduli

Ia menatap Mr. Banburus seakan meminta pertanggung jawaban yang lain, tatapan mereka bertemu, tetapi hanya pria itu yang menatapnya penuh menuntut.

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Where stories live. Discover now