Chapter 24

394 50 0
                                    

Dengan mantra levitasi, Mion membawa Yoongi ke sebuah sofa, lelaki itu terlihat begitu berantakan dengan baju yang basah akibat hujan.

"Nulox" Mion menggunakan mantra untuk mengeringkan baju yang dikenakan oleh Yoongi untuk membuatnya menjadi hangat

Kulitnya yang putih semakin terlihat pucat, Mion menjadi khawatir, dalam sekejap Yoongi langsung demam.
Mion melihat kearah tongkatnya yang masih sedikit bergetar ketika ia sentuh, serta tongkat milik Yoongi.

Entah mengapa ia merasa penasaran, ia menghampiri, melihat tongkat milik Yoongi yang tergeletak di lantai.
Tongkat itu sangat mirip dengan tongkat miliknya hanya saja sedikit lebih panjang.

Material dan batu inti yang sama, Mion menyentuh tongkat tersebut dengan ujung jarinya, sama, tongkat itu bergetar saat ia sentuh.

"Uh!" ia menoleh pada Yoongi, melihat lelaki itu bergerak–gerak dengan tidak nyaman

Ia berjalan cepat menghampiri Yoongi, melihat kepala Yoongi yang bergerak kekanan dan kekiri seperti menolak sesuatu.
Keringat dingin membasahi keningnya yang sedang di kompres.

Mion menarik selimut Yoongi lebih tinggi, ia merasa khawatir, ia tidak tau mengapa Yoongi keluar pada cuaca seperti ini dan terlihat begitu sedih serta ketakutan seperti telah berbuat hal yang salah.

Gadis itu menyandarkan kepalanya pada sofa, ia sangat mengantuk tetapi ia tidak mungkin meninggalkan Yoongi sendirian.
Seperti seorang anak yang menunggu ayahnya pulang bekerja, Mion tertidur di karpet bulu berwarna merah milik Yoongi.

Ketika pagi hari sudah menyambut, Yoongi terbangun dari tidurnya, ia sedikit terkejut mendapati Mion tertidur meringkuk di lantai seperti seekor kucing.
Sebuah kain jatuh dari keningnya dan terdapat mangkuk dengan air yang sudah dingin di atas meja kecil samping sofa.

Yoongi mendengus, meletakkan selimutnya tepat pada Mion, melihatnya seperti itu, Yoongi merasa seperti memiliki hewan peliharaan.
Ia hendak membangunkan gadis itu, tetapi melihat jam masih menunjukkan pukul lima pagi membuat Yoongi harus mengurungkan niatnya.

Ia yakin dalam setengah jam kemudian, ketika Mr. Zhang sudah bangun, pria itu akan hilir mudik mencari Mion yang menghilang dari ruang kesehatan.

Yoongi berjalan menuju meja kerjanya, disana terdapat secangkir teh yang sudah dingin serta biskuit coklat.
Melihat kedua makanan itu Yoongi tersenyum sedih.

****

Berita mengejutkan datang dari Medion, pagi hari itu Mrs. Velleron harus mondar mandir tanpa tujuan dan menangis.
Kabar buruk yang beredar bahwa Mr. Banburus telah meninggal dunia.

Berita itu benar-benar pecah hingga ke luar Anima, mengabarkan sebuah berita buruk bahwa pemberontak sihir semakin gencar dan semakin marak.
Organisasi penghancur itu anggotanya semakin bertambah banyak hingga membuat para DPS sangat kerepotan.

Pada hari itu pemakaman terjadi di Anima, di sebuah tempat khusus, tempat itu di tumbuhi beberapa pohon besar dan beberapa batu nisan.
Materi hari itu terancam tidak ada karena perasaan para guru yang sedang tidak baik sama sekali.

Mrs. Velleron tak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis, diantara mereka yang bersedih mungkin hanya Mr. Bang yang menatap proses pemakaman Mr. Banburus dengan tatapan datar tanpa perasaan.

Mr. Hope bahkan menangis sambil memegang bingkai foto Mr. Banburus. Beberapa murid terutama para senior, mereka semua membawa bunga untuk diletakkan diatas makam.

Beberapa alumni datang untuk menghadiri upacara pemakaman, terutama Dokyeom, ia menangis dan meminta maaf pada semuanya karena tidak bisa menjaga Mr. Banburus dengan baik.
Ia terus menyalahkan diri hingga Mrs. Velleron harus menepuk punggungnya dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt