Chapter 7 (Spesial)

510 69 0
                                    

(Perjalanan Alam Mimpi)

Jungkook Pov

Aku bisa masuk ke alam mimpi seseorang, itulah kemampuan dasarku, tak pernah ada yang tau tentang hal ini kecuali diriku sendiri.

Semua kusadari saat aku berusia 7 tahun, ketika aku menceritakan mimpi indahku pada ibu.

Lalu ibu menatapku dengan terkejut, ia bercerita bahwa mimpinya malam itu sama persis seperti yang kuceritakan. Dan yang lebih aneh adalah alur mimpi kami yang mirip.

Setelah hal itu terjadi, aku sering masuk ke dalam mimpi orang lain tanpa kuketahui apa alasannya.

Hari ini, Mion tidak bisa terbangun dari mimpinya, ia mengalami mimpi buruk tak berujung, dan jika aku tidak menolongnya maka ia akan terjebak ke mimpi selamanya.

Saat ini aku sedang bermimpi tengah berada di kelas transformasi seorang diri, suasananya adalah siang hari; seperti biasa.

Aku teringat pada Mion, segera aku keluar dari ruangan ini, memejamkan mataku dan bergumam akan masuk ke dalam mimpi Mion.

Kemudian sebuah pintu berwarna kuning berdiri di hadapanku.

Dengan satu helaan napas aku membuka pintu itu, mendorongnya hingga menampilkan sebuah mimpi yang sangat aneh.

Di sana aku melihat seseorang tengah meminum teh dengan seekor kuda poni berwarna putih yang cantik.

Aku berjalan mendekat dan mencoba melihat wajah orang itu, dan ia menoleh padaku, menatapku dengan bingung, begitu pula sebaliknya.

"Kanna?" kataku sedikit terkejut.

Kanna mengerjap bingung.

"Kenapa kau ada di sini?" ia berkata padaku.

Aku menatap sekeliling dengan bodoh, berpikir bagaimana aku bisa nyasar hingga ke mimpi orang lain.

"A-aku hanya sedang main ke sini."

Seperti orang bodoh, aku menggaruk tengkukku sementara Kanna hanya tersenyum sambil mengangkat cangkir teh di tangannya.

Aku melirik pada seekor kuda putih di sampingku, lalu kuda itu dengan genit tersenyum seperti yang sering aku tonton di acara televisi.

"Aku harus pergi." gumamku kemudian berjalan kembali menuju pintu berwarna kuning di sisi ruangan.

"Oke, sampai jumpa."

Tak habis pikir, memang berapa umurnya? Masih saja bermimpi tentang kuda poni lalu mengajak kuda centil itu untuk minum teh bersamanya.

Terakhir aku melihat mimpi itu adalah ketika aku memasuki mimpi milik keponakanku yang masih berumur lima tahun.

Aku kembali berucap pada pintu untuk membawaku pada mimpi Mion, dan pintu itu kembali berubah menjadi warna jingga.
Aku membuka pintu itu, seketika semuanya menjadi suram.

"Mion?" panggilku.

Tiba-tiba sebuah kepala mainan jatuh dari atas atap, membuat napasku tertahan. Dengan kesal aku menendang kepala mainan itu hingga bergulir pada kaki sebuah piano.

Aku mendongak, melihat seorang pria dengan toxedo tengah bermain piano. Pria itu menoleh padaku, menatapku dengan cengiran mengerikan.

Demi Tuhan! Mimpi buruk siapa ini?!

Dalam hatiku, aku berpikir bahwa mimpi milik Kanna jauh lebih baik.

"J-Jungkook?"

Aku mendengar sebuah suara, kutolehkan kepalaku kearah samping dan melihat Jimin meringkuk di pojok ruangan seperti hantu.

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Where stories live. Discover now