Chapter 12

556 68 3
                                    

Ada hal yang menyenangkan minggu itu. Telur floyd yang ketiga atau yang kedua—menurut mereka—karena mereka tidak tau mengenai telur Jimin yang menetas.

Telur floyd milik Jungkook menjadi sangat berat hingga tidak dapat membawanya, dan pada siang harinya seekor Kirin berkeliaran keluar dari asrama hingga membuat para guru terkejut.

Kirin itu berhenti dan menunduk pada semua orang yang ia lewati, seolah-olah tengah memberi salam hormat. Mengenai hal itu Mr. Rapmon segera bertindak, akhirnya kelas Mrs. Velleron harus batal karena Kirin milik Jungkook.

"Kirin memiliki kekuatan ber-elemen api dan petir, sama seperti elemenmu. Kirin juga digolongkan sebagai hewan suci yang baik hati dan penyayang, tetapi ia akan menjadi ganas jika bertemu dengan orang jahat." Ucap Mr. Rapmon pada Jungkook

Sepertinya Kirin milik Jungkook juga harus ikut menjalani tes dari OPH, karena kelahiran Kirin sudah sangat jarang terjadi.

Dan keesokan harinya, telur-telur floyd mulai bermunculan hasilnya. Telur Kino menetas merebakkan seekor griffin bermata tajam dan memiliki sayap kokoh.

Yuto mendapatkan panther, dan ketika pyewacket milik Joo Hyeon menetas menjadi seekor rubah dengan tujuh ekor, mereka semakin tidak sabaran menanti-nanti menetasnya telur mereka. Di danau, hari sudah lewat petang, matahari sudah terbang. Pintu sudah tutup, namun Jimin tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis di tepi danau.

"Mr. Park, kau ketinggalan beberapa minggu sesi latihan transformasi."

Jimin melompat kaget, hampir menjatuhkan ayamnya, dengan hati-hati ia menghapus air matanya.

"Miss Lily, ku ... kupikir kita belum menetapkan jadwal."

Lily Morganite berjalan dengan langkah cepat tanpa henti, guru sihir hitam ini merupakan guru yang paling ditakuti semua murid. Bukan karena dia galak, karena mereka tahu guru tergalak itu Mrs. Velleron.

Tapi Lily Morganite itu menyeramkan, dia mengeluarkan aura hitam setiap dia berjalan. Meskipun ia sangat cantik, tetapi kecantikan itu justru menambah suasana horor dalam dirinya.

Sepatu hak tingginya tidak dirancang untuk jalan-jalan di taman, tapi dia tidak tampak seperti kesulitan dengan lumpur dan rumput ketika dia berjalan mendekati Jimin yang semakin merasa terancam.

Ia tersenyum,

"Aku tau, tapi sihir tranformasi diri sangat sulit dan kau harus menguasainya sebelum pelatihan berakhir. Ada banyak PR yang diberikan pada kalian, Sayang. Kau tidak boleh hanya menunggu." Ia mengangkat alis

"Apa itu hewan sihir milikmu, Mr. Park?" Jimin hanya dapat tertunduk, menatap ayam jago berekor merah digendongannya

Miss Lily tersenyum,

"Floyd yang menarik." Ia mengulurkan tangannya pada pohon besar di tepi danau, kemudian sesosok gadis muncul dari lipatan-lipatan batang

"Aku yakin kau juga sangat menyayangi hewan sihir-mu, Jimin. Sungguh kau tak mau mengenalkannya kepadaku dan makhluk cantik ini?"

"Ini luar biasa, Miss Lily," kata Chan, tampak terpesona

Ia mengulurkan tangannya, mencoba membelai dryad putih yang pemalu itu, dan ia membiarkan Jimin membelai surainya. Pergelangan tangan Jimin diikat dengan bunga dan dedaunan kecil, membentuk sebuah gelang.

Miss Lily tertawa kecil,

"Kau menyukainya, Jimin? Itu hadiah perkenalan dari Marry untukmu. Lumayan juga, tidak biasanya Marry menyerah semudah itu dan membiarkan orang menyentuhnya."

"Aku penyayang binatang, Miss." Sahut pria muda itu, ia menunduk, terus menatap ayam jago kesayangannya

"Ini bukan hewan sihir yang luar biasa, hanya anak ayam biasa. Tapi, benar sekali, aku menyayanginya."

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Where stories live. Discover now