Chapter 22

414 57 3
                                    

Jaehyun sadarkan diri setelah satu hari kemudian, sementara Jungkook sadarkan diri setelah tiga hari kemudian. Yuto memberitahu mereka semua perihal peristiwa dibalik duel heboh antara Jungkook dan Jaehyun yang membawa nama Mion.

Setelah mengetahuinya, Mion marah dan tidak mau bicara dengan siapapun termasuk Kino ataupun Joshua. Ia merasa malu dan merasa bersalah pada Hoshi dan Changgu.

Tetapi diantara mereka merasa lega dengan hasil duel yang imbang, meskipun Hoshi dan Changgu kesal karena hasil tersebut tetapi mereka juga tidak mau jika Mion menjadi bahan taruhan.

Gadis kecil berumur 15 tahun tersebut bahkan tidak tau apapun tentang hal-hal seperti itu, tetapi dia tau bahwa menjadikannya taruhan adalah hal yang tidak baik sama sekali.

Berbeda jauh dengan Jaehyun yang berusaha menahan diri untuk tidak meminta maaf hanya demi harga diri, Jungkook justru sebaliknya, ketika ia melihat Mion memasang wajah cemberut dan tidak mau bicara dengannya sama sekali ia langsung minta maaf dan berjanji takkan mengulanginya lagi.

Tentu saja Mion yang baik dan masih polos memaafkan Jungkook begitu saja, begitu pula dengan Jaehyun meskipun lelaki itu tidak meminta maaf sama sekali.

Keesokan harinya setelah Jungkook dan Jaehyun mulai mengikuti materi seperti biasa, mereka semua disembur guru sihir bertarung pada hari rabu pagi.
Yoongi panas sampai ke ubun-ubun dan mengamuk di kelas.

Terutama ketika tau dari Mr. Banburus dan Mrs. Velleron alasan mengapa Jungkook dan Jaehyun melakukan duel sampai begitu ekstrim. Begitu juga latar belakang duel Xiao-Kanna.

"Aku memang baru pertama mengajar, tapi aku tidak yakin ada yang sampai mengancam nyawa teman sendiri hanya gara-gara PESTA DANSA! DEMI TUHAN! KARENA PESTA DANSA?! MATI KONYOL SEMUA KALIAN!"

Mereka pun dihukum membersihkan perpustakaan hari itu juga, tentunya hal itu membuat Mrs. Bertha memuja Yoongi selamanya.

****

Kehancuran, penderitaan, air mata, lagi-lagi Jungkook alami di dalam mimpinya.  Ia melihat dirinya berdiri dihadapan Mion, dengan tongkat yang terangkat dan teracung penuh mengancam.

Ia melihat Mion merasa takut hingga meneteskan air matanya.

"Jungkook ...." gadis itu bicara dengan suara pelan dan bergetar, terlihat begitu takut dan frustasi.

Tongkatnya terangkat dan bibirnya mengucap mantra hingga sihir itu mengenai Mion dan membuat gadis itu terkapah di tanah tanpa bergerak sama sekali.

"Mion ...." ia berbisik pelan, tak sadar atas apa yang ia lakukan pada gadis itu, ia menghampiri.

Namun kabut menyelimuti dirinya dan tiba-tiba kabut asap itu membentuk sebuah wajah seseorang dan menyerangnya.
Menelannya seperti api membakar sebuah balok kayu bakar.

Tiba-tiba Jungkook terbangun, ia terengah-engah tidak karuan, menghirup seluruh oksigen yang ada. Ia menatap sekeliling, semua barang-barang miliknya melayang diudara seperti berada di luar angkasa.

Kemudian barang-barang itu jatuh ke lantai dan membuat kacau seisi kamar. Coco, kirin milik Jungkook menatap dari dekat meja, memperhatikan Jungkook dengan mata tajamnya.

Jungkook dapat merasakan kekhawatiran dari Coco, makhluk sebesar keledai tersebut mendekat pada Jungkook dan menggeram padanya. Melihat air mata Jungkook yang menetes begitu saja.

Lelaki itu tertunduk, ia menghapus air matanya, ia merasa sangat ketakutan, setiap hari ia selalu bermimpi buruk seperti ini dan hal itu semakin membuatnya merasa takut.

Tetapi mimpi tetaplah hanya mimpi, ia tidak ingin membuat Anima menjadi gaduh seperti saat Mion terjebak dalam mimpi.
Ia hanya bermimpi buruk, tidak lebih dari sekedar mimpi.

[Book 1] Anima : Ark of Sinners [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang