AKU 2

88.4K 5.3K 142
                                    


Jam istirahat baru saja berakhir dan semua murid baru yang tadinya asyik di kantin kembali ke kelas untuk mengambil buku, bolpoin, dan ponsel untuk meminta tanda tangan dan foto kakak OSIS mereka.

"Lo mau kemana dulu?" Ara memecah keheningan di antara mereka berdua saat berjalan keluar kelas mengikuti murid yang lainnya.

"Nggak tahu."

Vidia menaikkan dua bahunya, sejujurnya ia tidak tahu harus kemana dulu. Dia benar-benar tidak bersemangat dengan kegiatan yang dia lakoni saat ini.

"Mendingan lo ke anak OSIS yang cewek dulu, soalnya murid cewek yang lainnya pasti pergi ke anak OSIS yang cowok dulu jadi pasti ramai," ujar Kartini yang ada di samping Vidia, "biasa anak gadis sekarang suka modus."

Vidia mengangguk membenarkan ucapan Kartini yang masuk di akal.

"Ngapain lo ngangguk-ngangguk?" Ara menatapnya dengan dahi berkerut, heran dengan tingkah laku teman barunya.

"Eh, mendingan kita ke kakak OSIS yang cewek aja dulu." Vidia mengalihkan pembicaraan dengan mengikuti saran dari Kartini. Bisa gawat 'kan kalau Ara sampai curiga di samping ada hantu perempuan penghuni kelas.

"Bagus juga ide lo, anak cewek yang lain pasti pada genit-genitan ke kakak OSIS yang cowok," ucap Ara menyetujui saran Vidia, "walaupun sebenarnya gue juga pengen sih, tapi dari pada kita desek-desekkan kehabisan oksigen terus mati tak berdaya mending kita ke osis yang cewek dulu. Yuk buruan!"

Lalu sedetik setelahnya Ara menarik tangan Vidia dan berlari mencari kakak OSIS mereka. Kenapa harus lari? Nggak apa-apa biar cepat sampai.

Hari sudah menjelang siang ketika Vidia dan Ara hampir menyelesaikan tugas mereka mendapat tanda tangan dan foto dari kakak OSIS mereka. Hanya tinggal dua orang dan tugas selesai, orang yang mereka maksud adalah Edward dan Leonardo. Untuk menemukan ke dua orang itu mereka berdua bertanya pada beberapa murid perempuan yang tak sengaja mereka temui dimana keberadaan pasangan ketua dan wakil OSIS itu. Dari informasi yang mereka dapat ke dua laki-laki tampan namun berbeda jenis itu sedang berada di ruang osis.

Dengan langkah lelah karena sejak tadi berjalan tiada henti mereka menuju ke ruangan osis, itupun mereka harus mencari dulu kesana-kemari dan bertanya pada beberapa orang dimana letak ruangan itu.

Tok! Tok! Tok!

Vidia mengetuk pintu sesaat setelah mereka sampai di depan ruang osis, Ara yang ada di sampingnya tampak sedang merapikan baju dan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Masuk!"

Terdengar suara berat seorang laki-laki dari dalam ruangan OSIS. Sebagai persiapan mental Vidia dan Ara menarik dan membuang nafas untuk mempersiapkan diri, kemudian dengan hati-hati Vidia membuka pintu.

Cklek!!

Vidia mematung selama beberapa detik ketika pintu ruangan OSIS baru saja terbuka. Bukan karena ketampanan dua laki-laki yang sedang duduk bersebelahan di depannya, melainkan karena banyaknya hantu wanita yang berkumpul di dalam ruangan tersebut. Tentu saja alasannya sudah bisa ditebak, apalagi kalau bukan mengagumi ketampanan kedua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hadapan mereka.

Udah kayak jumpa fans aja ni ruangan, batin Vidia.

"Vid! Ayo!" Ara menarik Vidia yang masih sibuk memandangi kepadatan ruangan yang ada di hadapannya.

"Eh! i—iya." Vidia yang sadar dari rasa terkejutnya langsung mengikuti langkah kaki Ara yang sudah masuk terlebih dahulu. Matanya tidak bisa lepas dari para hantu wanita yang menatap penuh kekaguman pada Edward dan Leonardo. Dalam hati ia ingin tertawa sekencang mungkin melihat ekspresi para hantu wanita itu yang menurutnya sangat bisa diadu dengan komedian legendaris Indonesia.

AKUWhere stories live. Discover now