AKU 19

41.2K 3K 29
                                    


Bel pulang sekolah baru saja berbunyi dan itu langsung disambut oleh semua murid dengan mengemasi barangnya ke dalam tas dan keluar kelas setelah beberapa saat guru yang mengajar keluar dari kelas mereka. Termasuk Vidia dan Jennie yang berjalan beriringan keluar kelas. Keduanya saling mengobrol tentang hal yang tidak begitu penting, hingga kemudian sebuah suara memutus pembicaraan mereka.

"Jennie."

"Kak Leo."

Jennie menyebut lirih nama laki-laki itu. Sedangkan Vidia hampir saja menyebut kata 'vampir' di saat banyak murid lain yang berlalu-lalang di sekitar mereka.  Beruntungnya mulutnya masih memiliki pengendalian yang kuat hingga kata  itu tidak sampai keluar dari mulutnya. Vidia sama sekali tidak berani membayangkan bagaimana jika hal itu sampai terjadi.

"Bisa lo ikut gue?" tanya Leo dengan dingin.

Vidia melirik ke arah Jennie sekilas kemudian diam-diam mengamati ekspresi Leo. Di wajahnya sama sekali tidak menunjukkan image ramah yang biasa ditampakkannya di sekolah. Pikiran gadis itu mulai menduga-duga apa yang akan dibicarakan kedua makhluk di hadapannya, dan pikirannya seketika tertuju pada dendam kesumat Leo pada werewolf.

Apa Leo bermaksud balas dendam dan membunuh Jennie?

"Mau lo bawa kemana Jennie?" tanya Vidia dengan ketus.

Gadis itu maju beberapa langkah dan berdiri di depan Jennie seakan ingin melindungi temannya itu dari suatu hal yang berbahaya. Semua kemungkinan di pikirannya bisa saja terjadi, mengingat dua orang yang sedang saling tatap ini bukan orang biasa. Keduanya sama-sama memiliki power yang luar biasa yang tentu saja bisa membuat tubuh mereka terluka.

"Bukan urusan lo, ayo buruan." Leo berbalik meninggalkan Vidia dan Jennie yang masih mematung.

"Gue ikut Kak Leo dulu, ya," pamit Jennie.

Seakan tidak rela Vidia dengan cepat meraih pergelangan tangan gadis itu dan membuatnya menoleh. "Gue takut dia ngapa-ngapain lo."

Jennie tersenyum, di saat bersamaan merasa senang dan mengerti kenapa temannya itu khawatir padanya. "Lo tahu betul kalau gue nggak selemah yang lo katakan. Tenang aja, gue bisa jaga diri."

Perlahan Jennie melepas cekalan Vidia pada pergelangan tangannya dengan lembut. Gadis itu tersenyum lagi untuk kedua kalinya kemudian sepenuhnya berbalik. Langkahnya mengikuti kaki Leo yang sudah berjarak cukup jauh darinya, meninggalkan Vidia yang masih mematung dengan wajah khawatirnya.

"Vidia."

Seseorang memanggilnya, membuat Vidia otomatis berbalik. Dari kejauhan tampak Adit sedang berlari ke arahnya. Sesampainya laki-laki itu di hadapannya Vidia diam sejenak, membiarkan kakak kelasnya itu mengatur napasnya yang masih berantakan akibat berlari. Setelah beberapa saat gadis itu mulai berbicara.

"Kak Adit? Ada apa nyariin?"

"Untung lo belum pulang, gue mau tanya sama lo." Adit menegakkan tubuhnya dan memandang adik kelasnya yang ada di depannya.

"Tanya? Tanya apa?"

"Sambil jalan aja. Yuk!"

Tidak lama Adit melanjutkan langkahnya dengan frekuensinya yang lebih santai. Langkahnya itu secara spontan diikuti oleh Vidia dengan langsung berjalan di sampingnya.

"Sebelum lo nanyain sesuatu, gue boleh tanya dulu nggak?"

Adit menatap ke samping sejenak kemudian menunjukkan raut bingung yang dengan cepat menguap. Laki-laki itu sudah sempat membuka mulut tadi tapi sayangnya kalah cepat dengan Vidia. Kepalanya akhirnya mengangguk dan mempersilahkan gadis itu bertanya lebih dulu.

AKUWhere stories live. Discover now