AKU 35

35.8K 2.9K 75
                                    

"Kak ... bangun ..." cicit Vidia lirih.

Tangannya dengan gemetaran menyentuh sisi wajah Edward yang mulai mendingin. Membuat ketakutan dan kekhawatiran di dadanya semakin menjadi. Tidak, Edward sekali tidak boleh dan tidak pantas berakhir seperti ini.

"Edward ... gue mohon ... bangun ... Edward!!" teriak Shawn yang sudah mulai kehilangan kesabaran sebab Edward tidak juga membuka matanya. "Lo nggak boleh mati!! Lo udah janji mau bantuin gue!!"

Min hoo yang ada di samping Shawn, meraih hantu itu dan memberinya sebuah dekapan untuk menenangkan Shawn. Adit, dengan mata yang sudah bengkak hanya bisa tertunduk lesu dengan kedua tangan yang menggenggam tangan milik Edward yang sudah menjadi sedingin es. Kacamata laki-laki itu bahkan sudah tidak lagi bertengger di wajahnya, benda itu tanpa dia sadari jatuh saat dia menangis tadi.

Suasana malam di hutan itu semakin menyedihkan ketika tiba-tiba arwah Edward mulai meninggalkan tubuhnya. Membuat suara kehisterisan keluar dari mulut Vidia dan Adit.

"Kak Edward!!!"

"Edward!!"

Arwah Edward kini sedang melayang di atas tubuhnya yang tinggal jasad, dia memandang ke arah Vidia yang dengan jelas menolak untuk melihatnya dan memilih memeluk tubuhnya dengan begitu erat. Suara tangis gadis itu semakin terdengar jelas, membuat siapapun yang mendengarnya akan menangis karena kehancuran gadis itu.

Edward beralih menatap Adit yang kini sedang menatapnya. Sahabatnya itu kini tidak memakai kacamatanya, entah kemana perginya benda itu. Dia selalu berpikir jika Adit selalu terlihat lebih tampan dengan mata besarnya yang tanpa kacamata, tapi dia tidak pernah mengatakannya pada sahabatnya itu.

Ah ... seharusnya aku mengatakannya sejak dulu.

Tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, burung hantu putih yang keberadaannya Vidia lupakan sejak keluar kota Grissham hingga di atas tubuh Edward. Vidia yang sedang memeluk tubuh Edward yang ada di pangkuannya kontan langsung menegakkan tubuhnya dan memandang burung hantu itu dengan aneh. Sesaat kemudian dia merasa burung hantu itu ... tersenyum padanya?

Kebingungan juga dirasakan oleh yang lain. Adit, Shawn, Lola, Min Hoo memandang dengan aneh burung hantu itu. Sasuke dengan takut-takut mengintip dari balik tubuh Lola dan melihat burung hantu itu tersenyum lebar. Senyum yang sangat lebar hingga membuat Sasuke ketakutan dibuatnya.

"Burung hantunya senyum," cicit Sasuke lirih yang langsung menarik perhatian Edward.

Edward menoleh ke arah burung hantu yang hinggap di atas tubuhnya yang sudah tinggal jasad.

"Ada apa ini? Kok langitnya aneh," ujar salah seorang tuyul yang ada di sekitar mereka.

Mereka mendongak ke atas, dan benar saja langit yang tadinya di selimuti oleh cahaya bulan yang temaram kini berganti oleh cahaya hijau menyilaukan yang sangat mencolok. Membuat semua yang ada di dalam hutan menutup matanya karena silau oleh cahaya misterius itu.

Perlahan cahaya hijau itu menghilang dan membuat suasana hutan kembali mencekam dengan sinar purnama yang temaram. Tiba-tiba entah dari mana datangnya muncul seekor burung hantu putih lain yang terbang ke arah mereka dan kemudian hinggap di tubuh Edward. Burung hantu itu menatap burung hantu lain yang sudah lebih dulu ada di sana. Keduanya saling menatap seakan sedang memastikan sesuatu, kemudian seakan mereka sedang berkomunikasi lewat tatapan mata kedua burung hantu itu tersenyum. Senyum yang sangat misterius hingga membuat Sasuke harus bersembunyi di balik tubuh Lola karena senyum menakutkan kedua burung itu.

"Wush ...."

Angin bertiup kencang, membuat daun-daun di sekitar mereka bergesekan dan menimbulkan bunyi yang khas.

AKUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant