AKU 12

50K 3.3K 17
                                    


Leo sedang berbaring di kamarnya setelah pulang sekolah. Matanya sibuk menatap langit-langit kamarnya, seakan-akan di atas sana ada sesuatu yang sangat menarik. Pikiran laki-laki itu melayang pada angan-angan yang pastinya tidak mungkin terjadi.

Seandainya ia tak dilahirkan sebagai vampir.

Jika tidak dilahirkan sebagai vampir, ia akan terlahir sebagai apa?

Manusia?

Itu bukan hal yang buruk ... sepertinya. Lahir, tumbuh, menikah bersama orang yang dicintai, menua, dan meninggalkan dunia ini dengan damai tanpa terikat dengan keabadian. Sesuatu yang kadang menjadi hal yang paling Leo inginkan.

Atau ... ia mungkin akan dilahirkan sebagai werewolf? Mereka mungkin sama seperti kaumnya, hidup dalam waktu yang lama. Tetapi kehidupan mereka jelas berbeda, mereka jelas lebih hidup dan hangat. Pasti menyenangkan hidup seperti itu.

Leo menghembuskan nafas panjang. "Mikirin apa sih gue, mending gue baca buku aja."

Laki-laki itu kemudian bangkit dari posisi berbaringnya. Tangannya kemudian terulur mengambil tas berwarna hitam di salah satu sisi ranjang dan mengambil sebuah buku dari dalamnya. Leo kemudian membuka buku itu dan mulai membaca, namun belum sampai semenit ketenangannya telah direnggut oleh kegaduhan yang ditangkap kedua telinganya.

"Lepasin suami saya!!!!"

"Kami tak tahu apa-apa!!!"

Leo tahu persis bahwa yang berteriak histeris itu adalah mamanya. Suaranya diiringi dengan Isak tangis yang kau tidak mau memunculkan sebuah kekhawatiran dalam diri Leo.  Dengan cepat vampir beranjak dari kasurnya dan secepat mungkin menuju ke lantai bawah.

Sayangnya Leo baru bisa sampai di bawah ketika mamanya terduduk lemas di lantai. Wanita itu menangis, kedua tangannya menutupi wajahnya seakan ingin menyembunyikan kesedihan yang datang. Dengan sedikit terburu-buru Leo meraih mama ke dalam pelukannya dan menenangkan wanita itu dengan tepukan pelan di punggung. Kepalanya kemudian mengedar ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan papa. Sayangnya sekeras apapun ia mencari matanya tetap tidak menemukan keberadaan pria itu.

Dengan ragu Leo bertanya. "Ma, papa di mana?"

Dengan isak tangis yang masih mewarnai di setiap tarikan napasnya, wanita di hadapannya itu melepas pelukannya dan menatap Leo dengan sebuah kesedihan dan keputusasaan yang amat sangat. "Pa—papa ditahan sama malaikat Leo."

Suara tangisan Mamanya kian mengeras, yang justru di saat bersaman membuat punggung Leo menegak. Napasnya memendek dan entah kenapa kepalanya mendadak merasa pusing karena ucapan mama barusan. Apa yang sebenarnya baru saja terjadi di sini?!

"Malaikat?"

Leo meraih bahu mama dan memandang wajah wanita itu yang penuh dengan air mata. Dengan sisa tenaga yang ia punya, wanita itu memandang balik putranya. Dia mulai menceritakan kejadian yang baru saja menimpa suaminya dan juga tuduhan palsu yang diberikan oleh bangsa werewolf.

Mendadak rasa benci pada werewolf menyebar dengan cepat dalam dirinya. Leo sangat amat tahu kalau bangsa vampir dan werewolf saling membenci dan berperang dari dahulu kala, tapi ia tak pernah menyangka jika kaum werewolf akan menggunakan cara selicik itu agar bangsa vampir memiliki reputasi yang buruk. Ia membalas mereka, pasti.

Laki-laki menarik napas dalam, berusaha menenangkan dirinya kemudian kembali meraih mama ke dalam pelukannya sekali lagi. Untuk saat ini yang harus ia lakukan adalah menenangkan mamanya. Wanita itu pasti terguncang, walau pastinya ia juga mengalami hal yang serupa.

AKUWhere stories live. Discover now