AKU 29

40K 2.7K 42
                                    

Vidia berjalan melintasi halaman sekolah yang terlihat sepi karena hari masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Sebenarnya, Vidia tidak berniat berangkat terlalu pagi. Ini semua karena semalam ia tidak bisa tidur hingga pagi menyapa. Penyebabnya tentu sudah sangat jelas, gadis tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi dengan hari esok. Ya, hari esok yang sudah menjadi hari ini. Hari yang sangat dinanti-nanti Leo dan sekaligus hari yang tidak ingin Vidia temui.

Vidia melewati koridor yang masih sepi, sesekali matanya melihat ada beberapa anak yang berpapasan dengannya. Sasuke sendiri sejak tadi hanya diam dan melayang dengan tenang di sampingnya. Hantu lucu itu tidak berani mengajaknya bicara. Vidia rasa Sasuke tahu kalau suasana hatinya sedang buruk saat ini. Gadis itu sampai di depan kelas yang pintunya masih ditutup. Diraihnya gagang pintu dengan tangan kanannya dan dibukanya pintu kelas.

"Lo udah datang?"

Kepala Vidia langsung tertuju pada tempat dimana suara yang baru didengarnya berasal. Di sana ada Leo yang sedang duduk di bangkunya sambil tangannya dilipat di depan dada. Matanya yang tajam menatap dirinya seakan sedang mengancam.

"Nanti adalah waktunya."

Vidia menunduk mendengar apa yang Leo ucapkan, ia benar-benar membenci hari ini. Karena untuk yang kedua kalinya Vidia harus kehilangan seseorang yang terlampau berarti baginya.

"Lo denger apa yang gue omongin?"

"Iya," jawab Vidia pasrah, kepala gadis itu masih tertunduk lemah.

"Nanti malam gue akan jemput lo. Jam delapan, ingat! Dan jangan coba-coba kabur, lo sudah berjanji." Leo menatap Vidia dengan pandangan memperingatkan, nada suaranya menunjukkan kalau ia sama sekali tidak main-main dengan apa yang dikatakannya.

"Iya, terserah lo."

Leo tersenyum mendengar ucapan Vidia. Vampir itu kemudian berdiri dan berjalan ke arah Vidia yang masih berdiri di ambang pintu kelas.

"Siapa saja yang akan lo ajak selain gue dan Kak Edward?" tanya Vidia saat Leo sudah tepat berada di depannya.

"Lo nggak perlu tahu," ucap Leo yang kemudian berjalan begitu saja melewati Vidia.

Suasana kemudian menjadi hening setelah Leo meninggalkan kelas. Vidia sendiri masih berdiri dalam diam. Pikiran gadis itu sedang dipenuhi beberapa kemungkinan tentang hari ini. Hingga kemudian gadis itu tersadar karena suara Sasuke.

"Kakak itu jahat, ya?" Vidia menoleh pada Sasuke yang menatapnya dengan matanya yang bulat.

"Nggak boleh ngomong gitu Sasuke, kakak itu nggak jahat kok." Vidia tersenyum pada Sasuke.

"Kakak bohong, ya? Tadi kakak itu ngomongnya sambil melotot kayak mata bekicot, jadi pasti di jahat."

Vidia baru akan menjawab apa yang akan dikatakan Sasuke, namun urung karena ia mendengar suara Kartini yang sejak tadi melayang di sudut kelas. Tempatnya bersemayam dari dahulu kala.

"Vidia." Kartini melayang ke arahnya dan Sasuke.

"Apa?"

"Leo ganteng-ganteng nyeremin, ya? Gue jadi inget sama Orochimaru masa?"

"Hah? Apa hubungannya sama Orochimaru coba? Lagian lo tahu dari mana Orochimaru?" tanya Vidia yang tidak memahami ucapan Kartini. Gadis itu kemudian berjalan ke bangkunya yang tadi di duduki Leo.

"Jangan remehin gue ya, gini-gini gue juga sering nonton Naruto sama anak-anak cowok pas jam kosong berlangsung."

"Orochimaru itu siapa?" Sasuke bertanya pada Kartini.

"Aduh, masa lo nggak tahu sih. Percuma aja nama lo Sasuke kalau nggak tahu Orochimaru. Pokoknya Orochimaru sama Leo itu sama-sama penghianat. Satunya berkhianat ke desa, satunya berkhianat sama temennya.

AKUOnde histórias criam vida. Descubra agora